Mohon tunggu...
Anton Surya
Anton Surya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana

Pengelana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menikmati Keindahan Pontianak dalam Ajang Lebaran Sastra

6 Juli 2024   11:46 Diperbarui: 6 Juli 2024   11:58 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Budaya Melayu (Caping) dok.pri

Beberapa waktu yang lalu, para penulis Kalimantan berkumpul di Pontianak dalam rangka silahturahmi sekaligus untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan sesama penulis Kalimantan Barat, Tema yang diusung kali ini adalah "Lebaran Sastra" karena saat acara digelar masih berdekatan dengan lebaran.

Kalimantan Barat dengan tingkat literasi terendah ke 3 di Indonesia pada tahun 2022, tidak membuat kami patah semangat untuk tetap giat menggaungkan membaca buku kepada semua kalangan. Beragam komunitas pegiat literasi hadir sehingga tidak heran beragam profesi penulis ada hadir. Mulai dari dokter, suster Katolik, pendeta, ustad, dosen, guru, wartawan dan lain-lain ada berkumpul bersama. Suasana akrab dan persaudaraan yang sangat terasa sehingga secara tidak resmi kami menyatakan akan berjuang memajukan literasi di Kalimantan Barat.

Mas Pradono memberikan Tip dalam membaca Puisi (dokpri)
Mas Pradono memberikan Tip dalam membaca Puisi (dokpri)

Kali ini tempat yang digunakan sebagai arena pertemuan adalah Rumah Budaya atau yang dikenal sebagai Caping. Letak caping yang berada di tepi Sungai Kapuas yang instagramable membuat banyak peserta dari luar kota Pontianak tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berfoto dan berkeliling menikmati indah suasana tepian Kapuas yang legendaris. Rumah Budaya itu sendiri terletak di Jalan Imam Bonjol Gang Hajjah Salmah atau diseberang Hotel 95 Pontianak. Rumah Budaya itu sendiri selain dilengkapi Aula juga dilengkapi dengan perpustakaan yang lumayan lengkap.

Pemilihan Caping sebagai tempat pertemuan sungguh sangat tepat karena rumah ini dibangun dari kayu dengan mengikuti arsitektur Melayu Pontianak. Sekarang setelah penataan tepian Sungai Kapuas oleh pemerintah Kota Pontianak membuat pemukiman penduduk tepian sungai menjadi sangat nyaman dipandang mata ditambah dengan mural yang menghiasi rumah-rumah di tepi Sungai. Beragam kapal motor, speedboat, sampan yang hilir mudik serta rintik hujan menambah suasana menjadi syahdu.  

Vibe Kapuas didepan Caping. dok pri
Vibe Kapuas didepan Caping. dok pri

Selama berkumpul kami saling sharing tentang buku yang sudah ditulis dan sedang ditulis. Sebagai penulis Buku "Sejarah Gereja Kalimantan Barat I" Selalu ditanya kapan terbit yang ke-2, saya jawab sedang dalam riset. Begitu juga dengan yang kami saling bertanya tentang buku apa yang mereka tulis serta masihkah ada persediaannya.

Setelah kata sambutan dari pejabat yang berwenang, kata tiba saatnya yang kami tunggu-tunggu yaitu sharing dan pembacaan puisi. Sharing pertama dari orang yang kenal sebagai Uni, seorang dokter yang juga penulis, kemudian dari Teh Yeti, seorang guru kimia yang asli sunda tapi bertugas disalah satu SMU di Pontianak disusul dengan beberapa yang lain, termasuk saya tentunya he he he.

Kemudian disuguhi makan malam berupa Bubur Pedas khas Kalimantan Barat yang nikmat. Seperti acara kebersamaan yang sering kami adakan di Pontianak dan sekitarnya, acara ini didanai secara swadaya dari peserta. Semua peserta menyumbang secara sukarela melalui jimpitan yang diedarkan panitia.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun