Cerita yang sudah lama sekali saat saya masih kuliah. Saya punya teman yang akrab. Dia bukan seorang yang religius, bahkan cenderung atheis, agama sekedar pengisi kolom KTP aja deh katanya. Kalo diajak ke gereja, mau. Diajak ke vihara mau. Mungkin kalo diajak ke tempat ibadah agama lain juga mau. Tapi teman saya ini sangat baik dan penolong. Hampir semua saudara yang kenalkan mengatakan teman kamu baik sekali, Tidak bisa lihat orang susah pasti dibantu. Mungkin jika saat itu ada reality show berbagi kebaikan dia akan menang .
Setelah lulus kuliah kami tidak pernah berhubungan maklum belum jaman hp seperti sekarang. Suatu ketika ada seseorang beri no hp dia. Saya hubungi dia, kamipun bercakap panjang lebar. Dia mengatakan jika bisnisnya sedang sulit, hutang di bank menumpuk, sehingga dia harus jadi supir truk milik sendiri dan cari angkutan sendiri karena sudah tidak mampu gaji supir. Sementara istrinya sedang buka usaha baru.
Hutangnya di bank sangat besar dengan agunan semua properti miliknya (rumah, ruko, tanah). Dia sempat minta tolong saya dicarikan pembeli propertinya karena sudah ditawarkan kesana kemari belum juga laku.
Tetapi beberapa bulan kemudian dia menelpon saya jika semua hutangnya lunas bahkan rukonya batal disita bank serta sudah laku dijual dengan harga tinggi. Dia mengatakan selalu ada saja yang menolongnya di saat susah.
Mungkin ini karma baik yang ditaburkan selama ini membawa efek baik sehingga Tuhan selalu memudahkan jalan hidupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H