Sebagai orang yang dilahirkan dalam keluarga pebisnis, tentu saya memahami betul bahwa teman adalah modal dalam merintis bisnis. Dari kedua belah pihak orang tua setidaknya, kami sudah empat generasi berkecimpung dalam dunia bisnis.Â
Menurut bapak saya, bisnis itu kepercayaan. Dan kepercayaan itu datangnya dari teman. Bagi seorang pebisnis jatuh bangun dalam dalam usaha itu hal biasa. semua pebisnis sukses pasti mengalami jatuh bangun dalam merintis dan membesarkan usaha, tetapi dalam membangun dari kejatuhan bisnis itu bapak selalu ditolong teman.Â
Selama merintis bisnisnya dia, selalu menjaga kepercayaan teman. Bagi dia, boleh ditipu orang tapi tidak boleh menipu orang. Itu memang mudah diucapkan tetapi sulit jika kejadian itu menimpa kita.Â
Saya dan saudara-saudara yang lain seringkali geram melihat bapak seringkali ditipu oleh rekan bisnis, tetapi tetap jujur melakukan semua bisnisnya. Selama hidupnya dia tidak memiliki hutang dagang, sedangkan piutang orang lain sangat banyak. Akhirnya kami sebagai anak mengambil hikmahnya, ternyata anak-anaknya saat merintis bisnis mendapat kemudahan dalam mendapatkan barang dagangan dari rekan binis bapak dulu. Bapak sudah memuluskan jalan bagi anak-anaknya dalam merintis bisnis.Â
Meski saya tidak terlibat dalam jalur bisnis tapi semua saudara kandung saya tetap eksis dalam jalur bisnis hingga sekarang. Mereka dikenal sebagai bisnisman yang sukses untuk ukuran kampung asal kami. Mereka sudah meraih kesuksesan di usia muda. Orang di kampung selalu mengatakan "Lihat keluarga Bapak Z, semua anaknya sukses dalam berbisnis." Terimakasih Bapak yang telah membuat nama baik keluarga tetap terjaga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H