Beberapa tahun yang lalu wadah untuk menulis dan mendapat respon dari sesama penulis masih terbatas. Blog yang awal 2000an menjadi booming tetapi seringkali minim pembaca dan tanggapan karena kita hanyalah terselip dari sekian ratus juta karya orang lain di planet bumi. Setelah bertemu dengan Kompasiana seolah saya menemukan gairah baru dalam menulis.Â
7 tahun sudah bergabung dengan kompasiana. Banyak hal yang diperoleh bersama kompasiana. Meski tidak selalu aktif menulis di Kompasiana, tetapi Kompasiana selalu mendapatkan tempat khusus dalam hati saya. Kompasiana adalah wadah pendidikan menulis dimana semula saya ragu untuk menulis, tetapi dengan kompasiana memberanikan diri untuk mengeluarkan bakat terpendam dalam hal tulis menulis.
Beberapa tahun yang lalu wadah untuk menulis dan mendapat respon dari sesama penulis masih terbatas. Blog yang awal 2000an menjadi booming tetapi seringkali minim pembaca dan tanggapan karena kita hanyalah terselip dari sekian ratus juta karya orang lain di planet bumi. setelah bertemu dengan Kompasiana seolah saya menemukan gairah baru dalam menulis.Â
Setelah bergabung saya mulai mengasah kemampuan saya menulis. Saya yang tadinya kurang percaya diri untuk menulis menjadi berubah 180 derajat. Dari interaksi dengan sesama penulis di Kompasiana membuka wawasan saya untuk semakin memperbaharui tulisan. Saya menjadi mengenal secara pribadi dengan beberapa penulis buku yang selama hanya saya kenal memlalui media massa. Mereka memberi masukan baik terhadap tulisan saya maupun tip-tip menulis yang baik.
Saat tulisan di Kompasiana menjadi referensi oleh penulis lain (https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dayak_Desa) adalah menjadi kebanggan tersendiri bagi saya.
Seorang orang kawan (www.kompasiana.com/loyok) yang saya ajak untuk bergabung dengan Kompasiana, meski beliau kini tidak lagi aktif menulis di Kompasiana, tetapi dengan Kompasiana dia menjadi dikenal karena tulisanya tentang Dayak. Suatu ketika saat kami berkumpul seseorang yang ternyata staff ahli anggota DPR-RI berkata, "Ini ya Pak Alipius yang banyak menulis tentang Dayak. Bolehlah suatu saat kita berdiskusi tentang Dayak bersama anggota legisatif."Â
Ada sebuah pengalaman yang tidak pernah saya lupakan, saat berkenalan dengan seorang wanita melalui media sosial dan kemudian memperkenalkan diri sebagai penulis dengan meperkenalkan tulisan saya yang ada di kompasiana. Akhirnya wanita itu menjadi istri saya dan telah dikaruniai seorang gadis cilik yang manis dan cantik.
Setelah melalui berbagai proses akhirnya saya memberanikan diri untuk menulis dan mencetak sebuah buku yang berjudul Sejarah Gereja Kalimantan Barat, itu setelah melihat pembaca di kompasiana yang cukup baik.Â
Terimakasih untuk kompasiana yang telah memberikan saya kesempatan untuk menempuh pendidikan menulis. Saat ini menulis sudah menjadi gaya hidup saya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H