Disiplin tImu hanyalah modal pertama, ijazah cuma selembar kertas di atas meja. Berani muncul melawan arus, mendobrak Kepalsuan yang terlanjur serius.
Inilah pengabdian di jalan yang sepi, perjuangan yang sering kali tak bertepi.Kebenaran dan kepastian mengapung, di antara uang dan kuasa yang mengepung.
Untuk mencapai hal yang besar, sebuah bangsa perlu menggalang kekuatan dalam semangat persatuan. Seperti saat masa perjuangan, jika tak bersatu, kemungkinan Indonesia tak akan meraih kemerdekaan dengan keringat dan darahnya sendiri.
Bakarlah semangat juang layaknya darah yang bergejolak, kuatkan lah tekad dan tujuan bagai pohon yang memiliki akar yang kuat dan jadikanlah warna merah sebagai semangatmu dan warna putih sebagai tekadmu.
"Kemerdekaan merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan, tetapi juga merupakan sebuah gedung yang kosong. Menjadi tugas pendukung-pendukungnya untuk mengisi kemerdekaan," pesan sang Demonstran Soe Hok Gie.
Seorang patriot sejati akan berjuang untuk tanah airnya. Karena patriotisme ialah sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya, semangat cinta tanah air.
Para pendahulu, mereka siap bahkan untuk mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan tanah airnya. Di masa sekarang, zaman setelah kemerdekaan, kita harus tetap menjadi patriot. Berbagai cara bisa kita lakukan untuk menunjukkan patriotisme karena hal itu diperlukan untuk pembangunan negara.
"Itu adalah cinta tanah air yang telah menyala dan yang terus menyalakan api suci patriotisme," kata J.Horace Mcfarland.
Dengan demikian, kita mencintai negaranya yang terbaik, yang berusaha untuk menjadikannya yang terbaik. Seseorang mencintai negara mereka, bukan karena negara itu hebat, tetapi karena itu adalah milik  sendiri. Hakikat patriotisme adalah pengorbanan kepentingan pribadi untuk kesejahteraan umum!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H