Pena Lebih Tajam dari Pedang : "Bahasa Itu Senjata, Kata adalah Peluru"
Oleh : Suryadi Maswatu (Wartawan)
MAKASSAR - Tutur bijak mengatakan bahasa dan kata-kata adalah senjata bagi seorang wartawan untuk mengungkap teka-teki yang terbukam hingga menuai jawaban pasti.
Ada sebuah perumpamaan yang bagus. "Biar peluru menembus kulit, dan meradang menerjang luka, bisa berlari hingga hilang pedih dan perih".
"Jika sebuah pedang hanya dapat menusuk satu orang berbeda dengan kata atau bahasa bentuk kalimat dapat membunuh atau dirasakan ratusan bahkan ribuan orang dengan lebih kejam," demikian kutipan bijak.
Senjata tidak lagi digunakan sebagai penjaga rakyat, karena kejujuran dan keadilanlah yang harus menjaganya. Sejarah selalu membuktikan bahwa revolusi pena selalu membawa dampak yang lebih baik.
Kalau saya analogikan, pena seorang wartawan itu lebih tajam dibanding peluru. Karena 1 peluru itu hanya mengenai 1 musuh, tetapi kalau wartawan satu tulisan tinta pena sasarannya bisa jutaan manusia.
Jadi begitu luas dampak yang diberikan oleh seorang jurnalis atau wartawan. Bagaimana dia bekerja menulis sesuatu akan berdampak luas.
Jika mengutip dari berbagai sumber refrensi. Napoleon Bonaparte yang pernah berkuasa di Francis pada abad ke -- 18, pernah
mengeluarkan pendapatnya mengenai wartawan ketika dirinya terus dirongrong oleh jurnalis atas
kebijakannya saat itu.
"Pena - wartawan lebih tajam daripada sebilah pedang karena itu
saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet," tutur Napoleon Bonaparte kala itu.
Dari  ungkapan tersebut jelas betapa jurnalis atau wartawan memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga seorang Napoleon yang sangat berkuasa begitu ketakutan dengan tajamnya kata dan kalimat wartawan saat itu.