Para imigran di Italia mendapat perlakukan yang cukup baik. Ini berkat himbauan Paus di Vatikan yang menyatakan bahwa mereka, karena alasan kemanusiaan, harus dilindungi dan diperlakukan dengan baik. Ketika kami kembali dari Monaco dua hari sebelumnya, seorang imigran asal Afrika kedapatan tidak membeli tiket di kereta api yang kami tumpangi. Kondrektur kereta hanya menyuruhnya turun saja di stasiun berikutnya. Kalau di Belanda, orang yang ketahuan tidak memiliki tiket seperti itu pasti sudah kena denda atau dilaporkan ke polisi.
Pesawat kami, EasyJet EZY2731, terbang tepat sesuai jadwal. Sesaat setelah lepas landas, dua anak kami berkata: ‘Liburan selalu terasa singkat’. Akan tetapi kami juga sudah rindu pada rumah sendiri, pada rendang dan gulai sampadeh ikan mackerel. Pada akhirnya memang tiada yang lebih indah daripada rumah sendiri, walaupun itu mungkin hanya sebuah rumah sederhana.
Melihat hal itu terpikir oleh saya mengapa penerbangan-penerbangan murah di Asia Tenggara seperti Air Asia dan Lion Air tidak melakukan hal yang sama? Mereka dapat berperan dalam aksi pengumpulan dana untuk amal. Misalnya, dalam setiap penerbangan Air Asia dan Lion Air, pramugarinya mengedarkan kantong amal untuk membantu biaya sekolah anak-anak dari keluarga miskin atau mungkin juga untuk bantuan kemanusiaan lainnya. Jika dalam satu penerbangan dapat dikumpulkan sekian belas ringgit atau sekian puluh ribu rupiah saja, tentu lama kelamaan jumlahnya akan menjadi besar.
Lamunan saya disentakkan oleh pengumuman pramugari bahwa sebentar lagi pesawat akan mendarat. Akhirnya pesawat mendarat kami dengan mulus di Bandara Schiphol. Para penumpang bertepuk tangan dan kami keluar dari pesawat dengan turun tangga, tidak melalui belalai gajah. Suhu sekitar 19 derajat Celcius, 10 derajat lebih rendah dari suhu di Genova. Kami telah kembali ke ‘alam nyata’. Kiranya tak salah jika nenek moyang kami di zaman kolonial menyebut Belanda dengan nama ‘Tanah Dingin’.
Lihat juga: boyyendratamin.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H