Apo kadayo bintang timua,
Bulan lah jinak jo matohari.
Kedua bait di atas menggambarkan perasaan minder seorang pemuda (yang mengibaratkan dirinya umpama loyang, tembaga dan bintang timur) sebab dari segi ekonomi dia berkekurangan atau miskin. Oleh sebab itu kekasihnya pergi meninggalkan dirinya dan jatuh hati kepada pemuda lain yang lebih tampan dan kaya (diibaratkan sebagai cincin intan, emas dan matahari).
Hari sadang wakatu luhua,
Layang-layang babuni juo,
Tujuah hari di dalam kubua,
Kasiah sayang takana juo.
Pucuk katela pisang hutan,
Ureknyo dikakeh balam,
Allah Taala tolan bukan,