Cinta seorang pemuda yang ditolak atau kekasihnya yang berpindah ke lain hati adalah tema yang cukup menonjol dalam pantun muda Minangkabau. Ini adalah semacam potret sosial di mana dalam kebudayaan Minangkabau yang matrilineal, kaum lelaki berada pada posisi yang labil secara material. Oleh karena itu mereka pergi merantau untuk mengumpulkan materi dan juga ilmu. Lihatlah refleksi yang demikian itu dalam kutipan dibawah ini.
Ayam kinantan Sutan Bantan,
Disabuang anak Rajo Jambi,
Tolan lah buliah cincin intan,
Loyang tabuang anyo lai.
Bungo naneh bungo cimpago,
Lalu dikarang dipasuntiang,
Tolan ameh kami timbago,
Dima kabuliah samo kuniang.
Anak buayo dalam sumua,
Mamakan ikan jo kulari,