Mohon tunggu...
surya putra
surya putra Mohon Tunggu... -

pengabdi pada ekonomi mikro dan kecil, ingin berbagi dengan banyak orang. kunjungi saya juga di http://motivasihidupsukses.com, email : surya_putrast@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Makna Hidup yang Sebenarnya

17 Agustus 2016   10:15 Diperbarui: 17 Agustus 2016   10:44 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selamat pagi sahabat pembaca sekalian, setelah ramadhan berakhir, dengan kesibukan syawal dan berbagai kegiatan cukup menyita waktu hingga terbengkalai berbagai kegiatan yang salah satunya mengisi artikel pada Rumah Motivasi di web motivasihidupsukses.com. Web ini hadir untuk menebar benih inspirasi dan kesuksesan bagi kehidupan kita baik itu kehidupan pribadi maupun keluarga dalam berbagai hal, harapannya sahabat pembaca sekalian selalu sukses apapun kegiatan yang dilakukan.

Sahabat sekalian, artikel kali ini mengajak kita semua untuk berfikir apa sebenarnya makna hidup ini. Setiap hari dari mulai pagi hingga petang bahkan hingga malam kita selalu disibukkan dengan berbagai macam kegiatan yang dilakukan dengan penuh kesungguhan. Kita tidak peduli akan hujan, yang kadang disertai angin kencang, teriknya panas mentari terasa membakar serta waktu istirahat yang sering kita abaikan, demi apa? Demi kepuasan diri yang ujungnya demi materi semata.

Kita memiliki bisnis yang saat ini dijalani, terkadang untuk mensukseskan bisnis kita, tidak jarang kita main hajar, tidak lagi peduli aturan dan norma, istilah orang sekarang 3 H yaitu : Halal Haram Hantam. Demi apa? Lagi-lagi demi materi yang berlimpah dan hidup yang lebih baik.

Waktu kerja juga sering diluar batas normal, gak bisa pagi, ya siang. Gak ada siang, ya dikejar sampai malam. Itulah kita sangat gigih berjuang. Semoga gigihnya berjuang tadi demi menafkahi keluarga agar mampu hidup lebih sejahtera dan layak.

Waktu kita kerja di kantor, seringkali kita menghalalkan segala cara kita bisa naik jabatan dengan menyikut kawan, cari muka dengan atasan, ataupun jadi ‘jahil’ agar di pandang atasan baik. Apapun dilakukan agar posisi aman dan gaji bisa tambah. Datang lebih dulu dari bos dan pulang paling lama asal ada bos. Kalo bos gak ada jangan harap betah di kantor. Pulang hingga larut malam dijalani asal bos senang padahal gak ada yang dikerjain.

Ini gambaran sekilas hidup kita sehari-hari, benarkah kita nyaman hidup kita?

Jika kita mau jujur, cobalah sahabat mengambil sedikit waktu untuk melakukan perenungan. Kita bisa saja memiliki kawan yang banyak, relasi yang tidak terhitung jumlahnya bahkan mungkin pendukung fanatik yang besar jumlahnya. Namun, seringkali jiwa kita terasa kosong dan hidup terasa berjalan datar dan mengalir seperti aliran air pada salurannya yang cenderung tanpa riak, monoton dan membosankan.

Sekali lagi nyamankah kita dengan hidup seperti saat ini?

Sahabat pembaca sekalian, Tuhan sebenarnya sudah menggariskan sesuatu kepada kita dengan segala yang kita butuhkan. Rezeki sudah diatur oleh Tuhan. Kita tinggal menjemput dengan cara kerja keras dan bersungguh-sungguh. Ingin hasil banyak tentu kerjanya lebih dibanding yang ingin hasil pas-pasan. Hanya saja caranya harus lah sesuai dengan aturan dan tidak asal serobot.

Hidup itu akan terasa jauh lebih indah saat kita juga bisa berbagi dengan orang lain. Cara berbagi bisa dengan banyak cara. Manusia terbaik diantara kita ialah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Semakin banyak nilai manfaat suatu barang misalnya maka barang itu pasti akan makin disayang pemiliknya. Sang Pemilik pasti tidak akan pernah lupa kepada barang tersebut. Begitu juga kita. Semakin kita bermanfaat bagi banyak orang, maka orang juga akan sayang kepada kita. Apa saja yang kita miliki dan mampu memberi manfaat, berikanlah!!! Maka hidup kita akan semakin bermakna.

sumber : http://motivasihidupsukses.com/2016/08/07/apa-makna-hidup-yang-sebenarnya/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun