Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Secangkir Kopi

14 Desember 2015   08:14 Diperbarui: 19 Oktober 2020   16:07 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Percaya atau tidak, tapi secangkir kopi hangat inilah yang mempertemukan kita, Secangkir. Secangkir kopi buatanku yang telah sesuai dengan permintaanmu, namun justru kau muntahkan di hadapanku dan cukup untuk membuatku tersinggung, hingga akhirnya aku membawamu ke dapur kedai kopiku dan menunjukkan bagaimana aku membuat kopi pesananmu

Kamu tak lebih dari seorang pecinta kopi amatiran, istilahmu banyak yang salah hingga kadang membuatku salah kaprah dan mengeryitkan kepala, malah kadang kamu berhasil membuatku tertawa.

Secangkir kopi hangat yang masih berasap menjadi temanmu ketika kamu mulai sering datang ke kedaiku dengan wajah yang lusuh karena pekerjaan mu

Menjadi traktiranmu untukku ketika katamu kamu naik jabatan.

Bahkan ketika kamu merasa di khianati dan disisihkan oleh teman temanmu, secangkir kopi hangat menjadi hal pertama yang kau cari selain wastafel di pojok kedaiku yang biasa kau gunakan untuk membasuh wajahmu ketika kau tampak kuyu.

Secangkir kopi dariku kini tak lagi kau muntahkan. Ya, kamu bukan lagi seorang amatiran yang sok tahu dalam menggunakan istilah istilah yang dulu bagimu awam, namun dengan pede selalu kau katakan.

Secangkir kopi buatanku seolah menjadi teman terbaikmu dalam berbagai suasana hatimu. Secangkir kopi yang mampu untuk meredam semua amarahmu, hingga mengeluarkan semua rasa sedih yang mungkin menghimpit di dadamu.

Secangkir kopi buatanku kini duduk manis di hadapanku..

Kembali menunggu untuk di teguk olehmu, untuk menjadi teman setiamu dalam semua kisah hidupmu.

Aku ??

Ah, aku bukan kopiku yang selalu menanti untuk di teguk habis olehmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun