Musim 2016/2017 ini mungkin menjadi start terburuk Valencia sepanjang sejarah klub, setelah 8 kekalahan dari 12 pertandingan yang di ukir oleh Pako Ayestaran, pergantian pelatih yang di lakukan manajemen pun seolah tak membuahkan dampak yang signifikan. Hingga pekan ke 15 , Los Ches masih tercecer di peringkat 17 dengan hanya mengumpulkan 12 point , dan hanya menang selisih gol dari Sporing Gijon yang berada di zona merah. Lalu mengapa Valencia yang notabene merupakan salah satu klub besar di Spanyol tidak bisa bersaing di papan atas di mana seharusnya mereka berada ?? Berikut analisis saya :
Pergantian Pelatih
Tak bisa di pungkiri, sejak di tinggal Nuno Santo yang mengundurkan diri pada 2015 silam, Valencia sudah menggonta ganti kursi pelatih mereka hingga sebanyak 3 kali. Pergantian pelatih ini tentunya berdampak pada para pemain, mulai dari porsi latihan, metode kepelatihan, hingga taktik dan dan strategy yang tentunya berbeda dari satu pelatih ke pelatih lainnya.
Bayangkan, pada musim 2015/2016 saja, skuad Valencia harus menghadapi 3 pelatih berbeda selama 1 tahun, mulai dari Nuno Esprito Santo, Phill Neville, hingga terakhir Pako Ayestaran. Bahkan nama terakhir kembali di pecat ketika musim 2016/2017 belum berjalan setengah musim dan kembali di ganti dengan Cesare Prandelli, yang merupakan pelatih ke 10 Valencia dalam 4 musim terakhir !!
Strategy Transfer Yang Buruk
Penjualan Mustafi pun bisa di bilang sebelas dua belas. Kedatangan Garay dan Mangala di akhir penutupan bursa transfer belum berdampak banyak, toh buktinya hingga pekan ke 15 ini, Valencia telah kebobolan hingga 29 gol, yang artinya mereka kebobolan 2 kali tiap pertandingan.
Manajemen Yang Buruk
Valencia mulai kehilangan arah dalam manajemen klub ketika Amadeo Salvo mundur dari jabatannya sebagai Presiden Valencia, yang menurut beberapa media merupakan respon yang di berikannya ketika Rufete dan Ayala yang kala itu menjabat sebagai Direktur Olahraga Valencia mundur setelah masalah transfer Rodrigo Caio yang sudah tiba di Valencia tanpa persetujuan mereka -yang akhirnya Rodrigo Caio tidak lolos test medis-. Dalam sebuah wawncara dengan Plaza Deportiva Direktur Olahraga Valencia Jesus Garcia Pitarch mengatakan bahwa salah satu alasan penunjukan Pako dalam melatih Valencia adalah karena ia bisa berbahasa Inggris yang mana, itu merupakan hal penting dalam berkomunikasi dengan Layhoon maupun Peter Lim, padahal  kalau dilihat dari aspek Olahraga, Pako belum pernah punya pengalaman menangani klub besar di Eropa, hal yang seharusnya menjadi perhatioan serius manajemen dalam mempertimbangkan posisi pelatih
Power Of Lim