Entah mengapa saya melihat beberapa orang menjadi terlihat seperti seorang pengecut yang enggan bertanggung jawab, bahkan dengan berbagai logika yang di putar-putar, hingga kepala dan isi kepala ikut terbalik, terciptalah celah untuk menyusupkan si salah ke tempat lainnya.Â
Salah menjadi hal yang dilempar kesana kemari. Padahal, sejujurnya kepada salah lah kita belajar. Kepada salah kita belajar bagaimana untuk mengambil keputusan, memetakan sebuah kebijakan, menghadapi jenis jenis orang, hingga bagaimana melempar kesalahan (lhaa??).
Seharusnya, dalam pandangan saya, kesalahan haruslah disikapi lebih tinggi di banding memandangnya secara hina dan melemparnya ke sana ke mari.Â
Lagipula, menurut saya pribadi, sifat berani mengakui kesalahan adalah sebuah kelebihan, di mana (menurut saya) itu menunjukkan bagaimana kita sebagai manusia mau menerima diri kita sendiri apa adanya (termasuk kesalahan kita), dan pastinya berujung pada kedamaian batin. Tak mungkin rasanya jika bekerja tanpa membuat sedikitpun kesalahan.
Nb : tulisan ini hanya fiktif belaka, jika terdapat kesamaan nama, tempat kejadian, hingga peristiwa, semua itu hanyalah sebuah ketidaksengajaan belaka. :)