Juventus datang ke Madrid dengan mengusung misi 'remontada', sebuah istilah dalam Bahasa Spanyol yang kurang lebih berarti membalikkan keadaan dan mulai ngetrend setahun terakhir, tepatnya ketika Barcelona berhasil membalikkan keadaan dan mengejar deficit 4 gol di Camp Nou ketika berhadapan dengan Paris Saint German  di babak 16 besar Liga Champion musim 2016/2017.
Hanya saja kali ini misi Juventus bisa di bilang lebih sulit dari Barcelona di musim 2016/2017. Jika Barcelona melakukan 'remontada' di Camp Nou kandang mereka sendiri, Juventus justru harus berusaha menjinakkan Real Madrid dan mengejar margin 3 gol tanpa balas di Santiago Bernabeu, stadion kebesaran Real Madrid.
Juventus datang ke Madrid dengan vonis setengah mati, apalagi Juve tampil tanpa salah satu penyerang andalan mereka Paulo Dyabala. Mengejar defisit 3 gol tanpa balas melawan tim dengan mentalitas seperti Madrid di kandang sendiri pastilah bukan hal yang mudah, namun di satu sisi vonis tersebut menguntungkan Juve karena mereka bisa bermain lepas dan tanpa beban.Â
Terbukti, di menit kedua, Juventus sudah berhasil 1 gol, dan hingga babak pertama Juventus mampu unggul 2 gol tanpa balas melalui Madzukic setelah Juventus berhasil mengeksploitasi sisi kiri Real Maddir yang di tempati Marceloyang malam itu bermain di bawah form terbaiknya.
Menit ke 61, asa Juventini yang hadir di Bernabeu pun terbang setelah Blaise Maituidi berhasil memanfaatkan kemelut di depan gawang Madrid dan membuat agregget menjadi sama kuat 3-3. Bayang bayang remontada yang dilakukan Roma kemarin malam pun menguak, para pemain Real Madrid hanya bisa geleng geleng kepala dan tertunduk lesu melihat tamu mereka kegirangan setelah berhasil menyamakan agreget menjadi 3-3.
Sayang, 30 detik sebelum laga berakhir, remontada Juve berakhir antiklimaks setelah wasit Michael Oliver menunjuk titik putih setelah Mehdi Benatia melanggar Lucas Vasquez di kotak pinalti. Tak sampai di situ, Gianluiogi Buffon pun juga di kartu merah karena dianggap melakukan protes berlebihan. Eksekusi pinalti yang di lakukan Cristiano Ronaldo pun mengubur asa Juventus untuk mengikuti jejak AS Roma -tim asal Italia lainnya- melangkah ke semifinal setelah melakukan comebackfantastis melawan Barcelona di Olimpico.
"Saya malas membahas wasit. Bagi saya ini keputusan yang buruk buat tim kami. Juventus bermain sangat baik sampai menit 60. Madrid tidak bisa mencetak gol sampai mereka diberikan penalti oleh wasit," ujar Allegri seperti di kutip dari jawapos.com
Allegri memang pantas marah setelah perjuangan anak asuhnya di hancurkan oleh keputusan wasit yang kontorversial, meski begitu, Juve bisa pulang ke Italia dengan kepala tegak setelah hampir berhasil membuat Santiago Bernabeu berduka.
gbr : 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H