"Ya.."Â
"Kenapa kamen dan teman teman na jalannya lambat ? Apa karena cangkang na ? Kalau karena cangkang nya, kenapa tak dia lepaskan saja ?"Â
Tanyaku bertubi tubi sambil melihat kamen yang kini menjadi teman aku, ibu dan hening karena ia juga mulai terjaga. Setidaknya malam ini ada teman baru yg bertambah.
Ibu diam beberapa detik, kali ini gantian ibu yang tersenyum., lalu menatapku dengan teduh dan tenang.
"Karena Tuhan itu adil sayang. Kamen walau lambat, ia mempunyai tempat berlindung yang kokoh untuk melindungi dirinya.."Â
"Bukan karena cangkang na yg terlalu berat??"Â
"Bukan sayang.." Ujar Ibu sambil mendekatkan tubuhnya dan memelukku dari samping.
"Coba kamu lihat sekeliling mu, sudah gelap kan ??, memang kamu pikir kenapa ??"Â
"Karena sudah malam.. " Jawabku pelan
"Karena Tuhan itu adil. Tadi siang ada terang,lalu sekarang gelap. Ada terang dan gelap. Adil kan?"Â
"Ada tangan kiri dan tangan kanan.. " Sahutku cepat
"Ada yang baik dan yang buruk. Tuhan adil kan." Jawab ibu lagi.Â