Aerostreet merupakan brand sepatu lokal yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Aerostreet sendiri sudah menemani saya selama 6 bulang di kampus, selama pemakaian pun tidak ada keluhan yang berarti dari saya karena ini merupakan salah satu sepatu yang nyaman dan keren untuk dipakai. Aerostreet yang tengah berada di puncak kesuksesannya menyimpan sejarah yang menginspirasi, bagaimana pendiri Aerostreet, yaitu Adhitya Caesarico merintis usahanya hingga bisa sukses seperti sekarang ini, bahkan Aerostreet sudah mempunyai pabrik sendiri di tanah kelahirannya.
Adhitya Caesarico pada tahun 2015 awalnya hanya menjual sepatu sekolah, Ia mendistribusikan sepatunya dari toko ke toko. Adhitya kemudian melihat oppurtinity di market Indonesia di segmen sneakers kasual (Orlando, Oxford, Maximo, Massive, Brooklyn, Leona, Jhosse, dan masih banyak lagi) formal, dan sepatu olahraga (Hoops High Denim, Hoops Low, dan masih banyak lagi). Adhitya masuk ke segmen ini karena Ia melihat adanya kebutuhan sepatu yang terjangkau, bisa dibeli oleh semua orang, oleh karena itu slogan Aerostreet sendiri merupakan "Now Everyone Can Buy Good Shoes". Adhitya ingin semua orang bisa mempunyai sepatu dengan kualitas bagus dan harga yang terjangkau, karena itulah Aerostreet tercipta.
Pada tahun 2019, Adhitya memutuskan untuk menaikkan penjualannya dengan berjualan di e-commerce, Aerostreet secara perlahan merintis di toko digital hingga sekarang, Aerostreet sudah menjual sepatu kurang lebih sebanyak 430 ribu pasang sepatu di seluruh Indonesia. Aerostreet sendiri juga membuka kesempatan kepada para peminatnya di luar Indonesia untuk menikmati sepasang sepatu Aerostreet, Aerostreet bekerja sama dengan Shopee untuk membuka ekspor ke dunia global, seperti Singapura dan Malaysia. Belum lama ini, penjualan Aerostreet juga naik sekitar 40%. "Brand kami ikut terangkat sepatu dipakai Gibran. Omzet penjualan ikut naik sebanyak 40-45 persen pasca debat cawapres," kata Rico." Dikutip dari Solo.Kilat.com.
Saya sendiri sudah membeli dua produk mereka, yaitu Aerostreet Jhosse Basic High Hitam Putih dan Aerostreet Massive Low Natural.
Selama pemakaian saya untuk kedua sepatu ini selama menjalani kegiatan perkuliahan saya, saya merasa lumayan nyaman memakai sepatu ini untuk kegiatan sehari-hari. Bagian toe box nya untuk Massive Low cukup lebar, cocok untuk kaki saya yang lebar dan kemungkinan besar cocok juga untuk sebagian besar orang Indonesia karena Aerostreet dibuat di Indonesia yang mengikuti ukuran kaki orang Asia pada umumnya, yaitu lebar. Toe box pada Jhosse High sendiri terbilang sedikit lebih sempit dibandingkan dengan Massive Low, tetapi dengan adanya material seperti kain pada Jhosse High, membuat kaki lebar saya tidak terlalu merasa sempit, sehingga masih aman untuk saya pakai sehari-hari. Saya juga menyukai siluet dari kedua sepatu ini, siluet pada Massive Low sangat cakep, cocok untuk dipakai kasual dan formal sekaligus, serta siluet dari Jhosse High yang mirip dengan sepatu-sepatu Converse, yang menurut saya sangat bagus.
Pada bagian fitting, di Massive Low saya tetap true to size, sesuai dengan ukuran asli kaki saya, yaitu 42, tetapi untuk Jhosse High, saya harus turun satu ukuran, karena ukuran 42 terlihat besar di kaki saya, memungkin terjadinya slip di bagian tumit. Bagian pengeleman dan penjahitan terbilang oke, tidak terlalu spesial, selama pemakaian kurang lebih 6 bulan, segala jahitan baik di Massive Low ataupun Jhosse High, belum ada kerusakan, namun saya sedikit kecewa pada Massive Low putih saya, karena pada bagian belakang sepatunya, tempelan logo Aerostreet tersebut lepas, padahal saya tidak memakai sepatu ini dalam keadaan ekstrim, hanya kegiatan berjalan sehari-hari saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI