Tulisan ini adalah lanjutan tulisan sebelumnya.
Menurut Moreno-Sanchez et. al.(1994), multimedia SIG adalah integrasi dua teknologi yaitu multimedia dan SIG. Parsons (1994) mengenalkan istilah Multimedia HyperMap. Istilah ini digunakan jika multimedia disusun dengan memakai konsep "Spatial Hypertext". Nahle dan Moghrabi (1997) mengatakan bahwa " ...such maps are highly interactive, live and attractive in presenting hot links to intelligent information associated directly to a geographic feature." Sedangkan Kraak dan Driel (1997) mengatakan bahwa "The HyperMap concept will be introduced to structure the individual multimedia component in respect to each other and the map. It will allow the user to navigate the data". Raper (1997) menyimpulkan bahwa multimedia SIG adalah "The use of hypertext systems to create webs of multimedia resources organised by theme or location", dimana SIG digunakan untuk menunjukkan georeference, struktur dan analisis data sedangkan multimedia sebagai keterangan tambahan dari spatial.
Mengenai isu dalam multimedia SIG, Fonseca dan Gouvesa (1994) mengatakan bahwa "The Exploration of the multimedia capabilities within GIS involves two main topics : (i) The used data source, and (ii) the integration and accesses to the different data within a common interface". Pada isu sumber data yang digunakan, dibicarakan bahwa Multimedia SIG digunakan untuk mengintegrasikan berbagai jenis data seperti peta, alphanumerik, foto udara, teks, grafik, video dan suara. Sedangkan pada isu integrasi multimedia dan SIG, ada dua hal yang menjadi perhatian, yaitu pemakaian struktur data hypermedia dan rekabentuk antarmuka pemakai. Kemudian dalam mengintegrasikan data diperlukan perencanaan yang hati-hati untuk menjamin efisiensi penyimpanan dan penemuan kembali data, fungsi aplikasi, kemudahan dan konsisten dalam memperbaiki data. Dalam mengintegrasikan multimedia dan SIG, ada dua pendekatan yaitu SIG di dalam multimedia atau Multimedia di dalam SIG (Moreno-Sanchez et. al.,1994).
Mengenai teknologi integrasi multimedia SIG, Shi dan Tang (1998) menggunakan konsep Hyper-Information sebagai pengintegrasinya. Menurut Shi dan Tang (1998), konsep Hyper-Information mempunyai bentuk seperti hypertext, HyperMap, hypermedia dan hyperdata. Bentuk-bentuk ini mempunyai kesamaan yaitu dalam hal pembacaan yang tidak sekuensial. Dalam integrasinya dengan SIG, mereka membaginya atas tiga tingkatan, yaitu : (1) "Client-Server" (2)Â "SIG System Level", lihat gambar 1, dan (3) "Model Level".
Surya Afnarius
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H