Berlari ditengah jalan terhenti
Berjalan dipadang ilalang penuh duri
Menyampar kaleng rongsok berbau nanah babi
Lagi aku melihat pungkiran-pungkiran janji
Jendela kota telah dibuka
Tangis burung meremuk jemari
Dan aku mendengar kucuran doa anak dan para istri
Tiba-tiba sekumpulan armada memercikan dosa
Rahasia telah terbuka
Asap-asap kota menjulang dengan biasa
Membunuh segenap harapan bangsa
Langkah-langkah darah daging tak berdaya
Tersandung telapak-telapak demokrator yang mengepal
Dan keserakahan kebikjasanaan
Yang tertutup gedung tinggi beratap tebal
Aku mencoba mengerti semua situasi
Apa dan untuk siapa maksud dari negeri ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H