Pada umumnya, orang merayakan Lebaran bersama keluarga dan orang terdekat.
Hal tersebut wajar karena momen Lebaran memang lebih berkesan jika dihabiskan bersama keluarga. Tidak heran jika orang Indonesia yang berlebaran rela bersusah payah menempuh jarak puluhan bahkan ratusan kilometer untuk mudik ke kampung halaman.
Tujuannya agar bisa menikmati momen Idulfitri bersama orangtua, saudara dan teman terdekat. Namun, bagaimana rasanya jika kamu tidak lagi punya orangtua maupun keluarga yang bisa diajak untuk berlebaran bersama.
Tentu rasanya sedih. Sebab, di saat orang lain bisa salat Idulfitri, bersilaturahmi, bermaaf-maafan dan menikmati santapan Lebaran bersama orangtua, mereka yang yatim-piatu hanya bisa membayangkan kehangatan tersebut.Â
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, merupakan salah seorang yang merasakan getirnya berlebaran sebagai yatim piatu.
Rizal yang sudah ditinggal pergi kedua orangtuanya sejak usia 6 tahun mengatakan, meski sangat sederhana, impiannya saat Lebaran sulit untuk dicapai yakni memiliki baju baru. "...Sedih. Setiap Lebaran tidak punya baju baru," kenangnya seperti dikutip dari cerita kunjungannya ke markas Tribunnews (8/1/2016).
Kementerian Koordinator Perekonomian pada tahun 2013 mendata setidaknya ada 3,2 juta anak yatim di Indonesia. (Sindonews.com). Sementara, pada 2017, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merilis data anak yatim sebanyak 896.000 jiwa (rmol.co). Lain halnya dengan Kementerian Sosial yang menyebutkan pada tahun 2016 ada 4,1 juta anak Indonesia terlantara dengan 1,2 juta di antaranya adalah Balita (nu.or.id).
Terlepas dari akurasi data tersebut, anak-anak yatim piatu adalah masalah nyata yang ada di sekitar kita.
Baca Juga: Pantaskah Kita Menyambut Lebaran dengan Lingkungan yang Kotor?
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Idulfitri memang tinggal menunggu hitungan jam. Malam ini, umat muslim akan berkeliling kota dan seluruh ntempat untuk mengumandangkan takbir, memuji kemuliaan Allah SWT.