Mohon tunggu...
Smith Glerine
Smith Glerine Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Aktivis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan Minum Aqua Gelas!

13 April 2012   07:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:40 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini (Jum'at) saya berangkat ke kantor seperti biasanya. Tiba di kantor, saya langsung mendapatkan SMS. Ternyata bukan cuma ponsel saya yang berdering. Semua staff yang berada di ruangan saya bekerja semuanya ikutan berbunyi. Mereka yang membuka SMS terlebih dahulu tertawa saat membacanya. Saya pun penasaran. Lalu saya mengambil ponsel saya yang diletakkan di meja dan melihat nama atasan saya yang muncul di layar ponsel. Saya segera membaca isinya. Sambil geleng-geleng kepala dan ikutan tertawa juga tentunya.

Isinya seperti ini : "Para staf semuanya, pemberitahuan klo mau minum ambil aqua galon aja, aqua gelas disediakan utk para klien, trimakasih"

Yang menjadi pertanyaan saya saat ini adalah, pantaskah seorang atasan memperlakukan bawahan seperti ini? sepelit itukah? aqua gelas hanya Rp 500,-/gelas. Apakah dengan membatasi minum karyawan akan membuat dia kaya?

Sebelumnya, beberapa minggu yang lalu dia sudah pernah mengatakan secara langsung kepada para staf. kurang lebih seperti ini (nama staf disebut satu-satu) : "kalo mau minum, minum aqua galon aja ya, aqua gelas untuk client. Sama aja kan rasanya."

Jujur saya sakit hati juga dengarnya karena saya ini termasuk karyawan yang lebih memilih untuk minum aqua gelas yang sudah diletakkan di ruangan saya bekerja. Why? Jawabannya simple saja. Kalau lagi banyak kerjaan, rasanya enggan bolak-balik ke dapur hanya untuk minum. Tentunya juga buang-buang waktu. Bayangkan, dengan saya bolak-balik minum ke dapur, saya bisa menyelesaikan berapa banyak kerjaan saya yang lagi numpuk saat itu. Mungkin di saat senggang, saya tidak masalah harus bolak-balik 10 kali ke dapur.

Saya tidak mau berkomentar banyak karena bisa membuat saya emosi setiap kali membicarakan dia. (Tekanan batin!). Tapi memang ini adalah fakta yang saya rasakan sebagai staf. Ini hanya salah satu perlakuan tidak bijak yang dilakukan atasan terhadap stafnya. Masih banyak lagi. Mungkin kalau saya tulis semuanya, akan menjadi sebuah novel.

Sekian tulisan dari saya. Terima Kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun