Selain itu, jika sejak kecil kita tidak diajarkan persepsi yang benar tentang uang dan cara mencari uang, Ketika dewasa dan memegang jabatan justru rentan korupsi, karena tidak tahan godaan mampu mengatur uang yang mestinya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat atau membangn tertentu, malah dimasukkan ke kantong sendiri.
Tidak jarang kita dengar kasus korupsi bahkan dalam pembangunan Gedung dan tempat ibadah. Ini karena persepsi kita tentang uang yang keliru. Manusia  berupaya membenci uang, padahal uang adalah symbol Mahalaksmi dan kita memerlukannya, sementara Ketika memegang kebijakan yang terkait dengan uang, seseorang malah tergoda untuk mengambilnya.
Jadi ada ungkapan menarik jika ingin mengetahui karakter asli seseorang lihatlah saat memiliki jabatan dan uang
Mari kita membangun persepsi yang benar tentang uang demi membangun kehidupan yang baik.
Uang adalah mahalaksmi dan jika karakter kita unggul, kita akan menggunakan uang untuk mendukung Dharma, bukan sebagai sumber bencana.
Bahkan ada ungkapan menarik, orang beragama harus kaya, jika orang kaya beragama, ia akan menggunakan kekayaannya untuk kejayaan agama. Sebaliknya, orang yang belum merasa kaya akan menggunakan agama untuk mencari kekayaan
Dalam Purana diceritakan ...
Ketika Mahabali ingin memberikan Vamana tanah yang diminta, Sukracharya memperingatkan Bali. Dia berkata, "Jika Anda memberikan Brahmachari ini apa yang Dia cari, Anda akan kehilangan segalanya --- kerajaan Anda, kekayaan Anda, teja Anda.
Dia bisa mengukur ketiga dunia dengan tiga Langkah. Kekayaan harus dibagi menjadi lima jenis, kata Sukracharya. Satu bagian harus disisihkan untuk dharma. Satu porsi untuk tujuan atau mimpi kita sendiri (Sreyas), misalnya untuk menunjang karir. Sreyas dalam sanskerta artinya sesuatu yang membawa kebaikan, cahaya dalam hidup kita atau yang membangun keberuntungan dalam jangka panjang. Satu porsi harus digunakan untuk menambah kekayaan (investasi) seseorang saat ini. Satu porsi digunakan untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Satu porsi digunakan untuk membantu kerabat.
Veda membandingkan tubuh ini dengan sebatang pohon. Sebuah pohon menghasilkan bunga dan buah. Tetapi ini hanya mungkin jika pohon itu sehat. Jika pohon itu sendiri menjadi goyah, maka dapatkah ia menghasilkan bunga atau buah? Demikian juga, hanya jika seorang stabil secara ekonomi, dia dapat membantu orang lain. Jika dia miskin, dan tidak akan dapat membantu siapa pun. Dia yang tidak dapat membantu dirinya sendiri tidak dapat membantu orang lain.
Dalam agama Hindu, kekayaan adalah kesucian. Lakshmi, dewi kekayaan dan kelimpahan dipuja oleh semua orang. Semua dewa Hindu hidup dalam kemewahan. Meskipun Dewa Siwa adalah dewa pertapa, dia adalah penguasa kelimpahan. Dia memberi banyak penghargaan kepada mereka yang menyembahnya dengan kekayaan materi dan spiritual. Dalam penciptaan, kekayaan adalah aspek Alam.