Mohon tunggu...
Surpi Aryadharma
Surpi Aryadharma Mohon Tunggu... Penulis - Dosen, Peneliti, Penulis Buku, Dharmapracaraka

Gemar membaca, Mencintai Negara, Mendidik Anak Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Financial

Persepsi tentang Uang dan Kekayaan dalam Hindu

25 September 2022   14:11 Diperbarui: 25 September 2022   14:13 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Bali, terdapat Gramadevata terkait dengan uang Ida Bhatara Rambut Sedana

Olehnya dalam konteks Teologi, Hindu memiliki konsep Teologi Kekayaan, yakni kekayaan yang diberikan oleh semesta digunakan untuk mendukung Dharma dan melakukan kebajikan

Mantra-mantra Veda Sruti terkait dengan uang, kekayaan, kesejahteraan dan kemakmuran sangat banyak jumlahnya.

One may amass wealth with hundreds of hands but one should also distribute it with thousands of hands. If someone keeps all that he accumulates for himself and does not give it to others, the hoarded wealth will eventually prove to be the cause of ruin.Rig Veda (10-177-6)

atahasta samhara sahasrahasta sa kira, ktasya kryasya ceha sphti samvaha.

 Wahai manusia, dapatkanlah harta dengan seratus tangan, dan dermakanlah dengan seribu tangan. Dengan demikian penuhilah kewajibanmu dan Tuhan akan Menganugrahimu

Atharvaveda Kanda 3 Anuvaka 5, Himne 24. Mantra. 5

Ketiga catur Purusa Artha, empat tangga sebagai tujuan hidup manusia yakni Dharma, Artha, Kama dan Moksa

Artha langsung berada setelah Dharma, artinya Artha merupakan penyokong Dharma. Dengan demikian Hindu justru mengajarkan untuk mengejar kekayaan, uang, namun sesuai dengan tahapan kehidupan manusia. Setelah berusia Vanaprastha, tentu pikiran manusia hendaknya mengarah kepada tujuan yang lebih tinggi yakni Moksa

Tetapi, mengapa banyak pihak yang Ketika baru masuk ke dunia spiritual, baru belajar sudah menafikan uang bahkan menganggap kesejahteraan duniawi tidak lagi penting. Tetapi Anehnya mereka menikah dan punya anak Bahkan mereka mengejek orang yang bekerja keras. Demikian pula ada sejumlah Guru terkenal yang mengajarkan kepada para muridnya untuk menjauhi uang, seolah uang merupakan sumber konflik. Tetapi Ketika diundang berceramah beliau mematok bayaran yang fantastis dengan dalih manajemen.

Persepsi kita yang keliru tentang uang, kesejahteraan dan spiritualitas justru akan menggiring pada kesengsaraan dan perbuatan jahat, diantaranya meminjam uang orang lain tetapi tidak mengembalikannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun