"Kapan kalian menikah ?"
"Ampun paduka, delapan tahun lalu ?"
"Kenapa tidak mengundang aku ?"
"Ampun Paduka, istri saya tidak pernah menceritakan bahwa ia me...me...mengenal paduka. Kami hanya rakyat biasa paduka, tidak mungkin mengundang Raja"
"Bagaimana tidak bisa ? Istrimu sudah menyelamatkan hidupku, jika tidak hari ini, aku tidak ada disini."
"Nyonya, aku hanya datang, tidak membawa apa-apa. Aku tahu engkau tidak akan pernah mau menerima pemberianku," ujar Raja sambil tersenyum pada Wanita itu. Tapi dia hanya tersenyum tipis.
Ya, Shaman itu tak pernah menerima hadiah. Pernah suatu ketika, Aditya harus kembali membawa hadiah dari Sang Pangeran karena ia menolaknya. Shaman muda itu malah menitipkan gelang untuk perlindungan Sang Pangeran. Sampai suatu hari malam, di sisi api unggun, pangeran benar-benar sudah kehilangan akal untuk menaklukkan hati Wanita ini,yang terkesan dingin. Ia minum terlalu banyak dan tertidur. Keesokan harinya, ia tak lagi ada disitu. Surya mencarinya, tetap tidak ada dan ia menemukan bekas-bekas tanaman yang dikenalinya. Ternyata, shaman itu, Â mencampurkan ekstrak tanaman sebagai obat tidur ke dalam amer, yang membuat Pangeran tidak terbangun hingga beberapa jam. Sejak saat itu, Wanita Shaman itu menghilang. Bahkan sebelum penobatannya, ia mengelilingi negeri dan menyebar mata-mata rahasia untuk mencarinya. Pangeran tidak percaya bahwa bumi bisa menelan satu orang.
Waktu berputar, tak pernah terkendali, melahap apapun kehidupan di bumi....
Seseorang terbangun kaget dalam sebuah acara. Bagaimana mungkin aku bisa tertidur ditengah acara ? seseorang  menyodorkan tisu untuk mengelap wajahnya. Di podium seorang yogi baru saja menyelesaikan ceramahnya dan puja segera dimulai.
Pandanganku tertuju pada barisan perempuan berbaju putih. Aku menatap kaget. Kau disini Shaman ? aku terus menatap tanpa berkedip sampai dia sadar ada sorot mata kearahnya. Dan, dia membuang wajah !
Aku tersenyum. Shaman Aku menemukanmu, tapi kini dimana ? Dunia yang benar-benar berbeda. Aku tahu, aku selalu saja kehilanganmu, Â bahkan dalam kehidupan lain, ketika aku hanya menjadi pangeran ketiga, tanpa mahkota, engkau pun meninggalkanku. Juga, ketika aku menjadi anak angkat sekolah penjaga perpustakaan dam tumbuh menjadi ilmuwan cerdas dan pemimpin institusi Pendidikan, engkau pun pergi. Entah apa sebenarnya takdir ini. Sekarang, takdir mempertemukan kita lagi ketika aku sudah menyerah dengan semua impian dari kelahiran ke kelahiran. Sejak dulu, kau selalu mengambil jalan yang berbeda !