Salah satu penduduk asli Dieng yang kerap terlibat dalam pemugaran candi menuturkan, saat ini pihaknya sedang mencari bagian atas candi yang sedang dipugar dan belum ditemukan. Beberapa kali sudah ada petunjuk.
Namun tampaknya belum waktunya untuk ditemukan. Candi-candi yang baru ditemukan menambah jumlah candi yang selama ini telah menjadi obyek wisata di wilayah ini.
Menurut catatan yang ditemukan, Kompleks percandian Dieng diperkirakan mulai dibangun tahun 713 atau abad XIII hingga abad XV. Luas keseluruhan kompleks candi-candi itu mencapai 100 hektare.Â
Percandian ini diperkirakan dibangun dalam dua tahap, dimana tahap pertama pembangunan dilakukan pada sekitar pertengahan abad ke-7 hingga awal abad ke 8, Â pembangunanya meliputi candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Semar, dan Candi Gatutkaca.Â
Kemudian, pembangunan candi dilanjutkan pada akhir abad ke-8 yaitu sekitar tahun 780 M. Diperkirakan juga semula Candi Dieng berjumlah 400 buah, namun sekarang hanya tersisa 8 candi yang bisa kita lihat. Candi Dieng juga dihuni pada kisaran awal abad ke 7 hingga awal abad ke-9.
Pada tahun 1814, untuk pertama kalinya candi dieng ditemukan kembali dalam keadaan terendam dalam air telaga oleh seorang tentara inggris. Hingga pada tahun 1856 dilakukanlah pengeringan untuk mempelajari bangunan candi yang baru ditemukan tersebut.Â
Pengeringan tersebut dipimpin oleh Van Kinsbergen, kemudian setelah upaya pengeringan selesai. Dilanjutkan dengan pembersihan bagian-bagian candi oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1864. Â
Candi ini juga diperkirakan merupakan candi Hindu pertama di Jawa, yang dibanguna pada sekitar Abad ke-7 pada masa pemerintahan kerajaan Mataram Kuno.
Kompleks Candi Arjuna memiliki 5 candi yang saling berdekatan yang berada di tengah kompleks candi Dieng. Dimana keempat candi tersebut berjajar dari utara ke selatan.Â