Mohon tunggu...
Suroyya Jamil
Suroyya Jamil Mohon Tunggu... Guru - guru

hoby masak dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Budaya Positif di Lingkungan Sekolah

29 Agustus 2024   18:15 Diperbarui: 29 Agustus 2024   18:26 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH 

Oleh : Suroyya Jamil (dari SMP Negeri 1 Ketanggungan, CGP Angkatan 11 Kab. Brebes) 

 

Tahun 2020 merupakan tahun pertama adanya program pendidikan guru penggerak (PGP). Program Guru Penggerak adalah inisiatif pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengembangan profesionalisme guru. Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Dari laman kemendikbud menyebutkan bahwa Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Pada laman Instagram juga memberikan informasi (ig:ditgen.gtk.kemendikbud) Terhitung per agustus 2024 capaian Pendidikan Guru penggerak telah menghasilkan lulusan sebanyak 92.887 Guru Penggerak (GP), dengan 12.798 Guru Peggerak telah menjadi Kepala Sekolah dan 753 Guru Penggerak telah menjadi Pengawas Sekolah. Hasil evaluasi dampak Pendidikan Guru Penggerak menggambarkan bahwa lulusan guru penggerak bertumbuh menjadi pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid.

Dari hasil evaluasi diatas selaras dengan program-program atau modul yang dikemas sangat baik oleh tim kemendikbud untuk mencetak guru yang berpihak pada murid, dengan salah satu modulnya yang dipelajari dalam Pendidikan guru penggerak adalah modul Budaya Positif di Lingkungan sekolah. Budaya positif bukan hanya mempengaruhi suasana belajar, tetapi juga berdampak pada perkembangan karakter siswa dan efektivitas proses pembelajaran.

Selaras dengan Tujuan Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun kodrat pada anak agar anak tercapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai manusia maupun sebagi masyarakat. Oleh karena itu peran kita sebagi Guru dalam mendidik dan menuntun murid harus selalu menanamkan nilai- nilai karakter Budaya Positif agar murid menjadikan sekolah rumah kedua tempat mencari ilmu dan berinteraksi dengan teman dan Guru,untuk membangun Budaya Positif sekolah perlu menyediakan lingkungan yang aman,nyaman dan positif, menciptakan Budaya positif di sekoalah harus berkolaborasi anatara Kepala Sekolah, Guru, Murid, Rekan sejawat, Orang Tua, dan lingkungan masyarakat  agar murid mampu berfikir dan bertindak dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab. Tujuan di terapkannya Budaya Positif di harapkan Murid memiliki nilai- nilai  Kebajikan universal  sesuai dengan tujuan Profil Pelajar Pancasila dalam kurikulum Merdeka ini.

Budaya positif di sekolah ialah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Menerapkan budaya positif di lingkungan sekolah kita dapat dilakukan dengan strategi:

  • Melibatkan semua pihak di dalam lingkungan sekolah, termasuk guru, karyawan, siswa, dan orang tua, untuk terlibat dalam pembentukan budaya sekolah yang positif.
  • Lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi murid
  • Membangun kerja sama dengan komunitas di sekitar sekolah untuk mendukung dan memperkuat budaya sekolah yang positif
  • Pembelajaran yang berpihak pada murid
  • Tanamkan/pembiasaan Pendidikan karakter pada murid
  • Bangun lingkungan sekolah penuh apresiasi dan penghargaan
  • Hindari pendisiplinan dengan cara negatif contohnya seperti penghukuman lakukan dengan cara restitusi (segitiga restitusi)
  • Menerapkan pembentukan keyakinan kelas yang berawal dari kesepakatan/peraturan kelas yang dipenuhi dengan kalimat positif yang bermuara ke nilai-nilai Kebajikan universal

Jadi Budaya positif yang diterapkan disekolah akan menumbuh kembangkan karakter dari nilai-nilai seharian,yang akan dijadikan rekam jejak sejarah dalam kisah perjalanan anak ketika menjadi pelajar di sekolah dan sebagai jembatan murid untuk mencapai kebahagian mereka setinggi-tingginya di masa depan. Budaya positif merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak positif bagi seluruh anggota komunitas sekolah. budaya positif dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membangun sekolah yang berkualitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun