Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

(Jika) Pancasila Luntur, Luluh Lantah Semuanya

4 September 2017   20:34 Diperbarui: 4 September 2017   20:42 1712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pancasila yang selalu kita ucapkan di setiap upacara bendera dihari senin, adalah sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia. Indonesia sudah seharusnya memiliki dasar penyanggah yang kuat dan mandiri, karena apabila Indonesia belum memiliki kedua hal tersebut, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan kehilangan jati diri dimata dunia internasional dan didepan masyarakatnya sendiri. Ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila. Pancasila sejatinya memiliki dasar konsep yang mengatur segala aspek permasalahan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. 

Dizaman yang serba berteknologi ini, para generasi muda di Indonesia tidak memperhatikan jadi diri mereka, tidak mengerti apa itu Pancasila, apa fungsi dan yang harus mereka lakukan terhadap negara ini. Hal ini terjadi karena adanya perkembangan zaman atau sering kita kenal dengan istilah GLOBALISASI, semua bermuara dari globalisasi. Efek dari globalisasi dapat kita rasakan diseluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Baik dalam bidang transfortasi, telekomunikasi, pendidikan bahkan yang paling berpengaruh adalah sosial.

Ancaman dari derasnya pengaruh globalisasi yang begitu ganas. Semestinya jangan kita pandang dengan sebelah mata, jangan kita pandang sebagai permasalahan kecil. Globalisasi yang negatif dapat menjadi cikal bakal hancurnya suatu negara apabila tidak adanya Kontrol atau antisipasi sedini mungkin yang dilakukan oleh semua pihak. Secara tidak langsung globalisasi yang negatif dapat merubah pola pokir bangsa Indonesia dari berbagai aspek kehidupan. Hal yang paling kita takutkan adalah masyarakat Indonesia yang telah terpengaruh oleh adanya globalisasi akan melupakan siapa dirinya sebenarnya.

Pengaruh globalisai yang dapat meruntuhkan nilai Pancasila dapat dengan mudah menyerap ke masyarakat khususnya anak muda. Pemuda Indonesia adalah penerus berdirinya negara ini, nasib negara Indonesia beberapa tahun kedepan berada di tangan pemuda. Faktor terpenting yang kian hari kian terkikis adalah rasa nasionalisme dan patriotisme para pemuda Indonesia. Hal ini terjadi karena kurangnya pendidikan Pancasila. Didalam lingkungan sekolah pendidikan Pancasila masih sangat kurang. 

Nilai-nilai yang menjadi landasan penting dalam membentuk karakter siswa yang berjiwa nasionalisme masih dianggap tidak penting untuk diajarkan. Bahkan lebih parahnya lagi, siswa semakin mengarah pada budaya barat yang bertolak belakang dengan ajaran nasionalisme. Contohnya saja gaya berbusana anak muda Indonesia semakin hari semakin meninggalkan adat istiadat Indonesia  yang dikenal sangat menjunjung sopan santun.

Faktor lain yang dapat merusak generasi muda Indonesia adalah kurangnya pembinaan moral yang dilakukan oleh keluarga, sekolah dan lingkungan lainnya. Terkadang kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan siswa. Pendidikan pertama yang diterima oleh anak adalah di lingkungan keluarga, watak anak muda akan terbentuk sesuai dengan apa yang mereka dapatkan ketika di rumah. Pendidikan moral bukanlah hal yang mudah diajarkan kepada generasi muda.

 Bukan juga hal yang instan dan dapat dibuat-buat. Akibatnya, apabila pendidikan moral tidak serius dijalankan maka tidak ada jaminan generasi muda memiliki moral yang baik. Contohnya saja diindonesia marak sekali korupsi oleh pihak pihak yang memiliki kecerdsaan tapi moralnya tidak mencerminkan kecerdasanya. Dalam artian secerdas-scerdasnya penerus bangsa tapi kalau tidak memiliki moral yang baik, maka akan menjadi pengrusak bangsa saja. Oleh karena itu, moral harus ditanamkan sedini mungkin agar generasi penerus bangsa memiliki moral yang baik.

Moral yang baik sering dikait-kaitkan dengan ajaran agama. Kurangnya pemahaman anak terhadap ajaran agama membuat anak tidak memiliki pedoman yang kuat dalam menghadapi kerasnya lingkungan. Sebagian besar anak tidak terlalu perduli dengan agama mereka karena waktu yang mereka miliki hanya untuk menikmati teknologi yang menurut mereka lebih memuaskan dan membahagiakan mereka, ketimbang mendalami ajaran agama. 

Tetapi anak yang tidak memiliki modal agama dapat lebih mudah terpengaruh oleh perkembangan zaman, mereka tidak memiliki benteng atau penyaring terhadap pengaruh yang datang dari luar. Sedangkan anak yang sudah dibekali dengan agama, mereka lebih selektif dalam menghadapi perubahan lingkungan sekitar. Anak yang penguasaan agamanya rendah cenderung mengisi waktunya dengan hal-hal yang bersifat negatif, dan hal hal yang tidak bermanfaat. Yang tentunya apabila perilaku anak ini terus dibiarkan maka akan melenceng dari tujuan awal berdirinya negara ini. 

Pancasila tidak akan merubah perilaku anak bangsa kalau anak bangsanya tidak memiliki keinginan untuk maju. Semua faktor yang sudah dijelaskan diatas adalah segelincir penyebab dan akibat hilangnya peran Pancasila di Indonesia. Jika lunturnya nilai nilai Pancasila selalu dibiarkan maka akan berdampak bagi masa depan Indonesia. Kita semestinya tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pemerintah dan lingkungan sekitar harus bertindak tegas terhadap anak bangsa. 

Pemerintah harus menyediakan sarana pendidikan agar semua anak bangsa memahami arti penting Pancasila. Aktifnya pemerintah tidak sampai disitu juga, lebih peduli dengan pendidikan anak bangsa juga dapat memberikan benteng kepada anak bangsa dalam menghadapi era kebebasan ini. Apabila semua pihak telah bekerja sama dalam membentuk karakter Pancasila, maka Indonesia akan memiliki cikal bakal penerus bangsa yang berjiwa nasionalisme dan daya saing yang tinggi di kancah internasional. Dapat dikatakan Pancasila adalah sebab masa depan indonesia semua hal yang mendukung masa depan bangsa ada di dalam kaidah Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun