Raden Ajeng Kartini adalah simbol perjuangan Wanita Indonesia. Beliau juga merupakan pelopor dari gerakan emansipasi Wanita. Ia dengan gigih membela dan memperjuangkan hak-hak kaum Wanita. Serta, beliau rela berdiri dipaling depan demi menyuarakan bahwa Wanita berhak bebas dan terlepas dari belenggu kaum penjajah. serta Wanita tak semestinya dijajah oleh kaum Pria.
Kebebasan Wanita pada saat itu sangat dibatasi. Budaya patriarki sangat didewakan pada masa itu. Kedudukan dan derajat Wanita dianggap lebih rendah daripada Pria. Oleh karena itu, mereka tidak memiliki kebebasan sebagaimana yang dimiliki oleh kaum Pria. Baik itu kebebasan mengeyam pendidikan, kebebasan bekerja, kebebasan memiliki jabatan bahkan kebebasan atas pendapat. Semua hal tersebut tidak dimilik oleh kaum Wanita.
Atas dasar itulah Raden Ajeng Kartini sebagai seorang gadis yang dilahirkan di lingkungan priayi dan dari keluarga yang maju. merasa bahwa dirinya harus membawa kaumnya dari belenggu adat istiadat masyarakat, yang berpendapat bahwa “Derajat Wanita itu lebih rendah daripada kaum Pria”. Kartini mengawali perjuangannya dengan mencoba mendirikan sekolah untuk anak-anak gadis di kota kelahirannya Jepara. Ia merasa bahwa ia harus mengangkat derajat dan martabat seorang wanita melalui ilmu pengetahuan. Berbekal tekad dan kemauan keras ia terus berupaya dalam rangka memperbaiki nasib kaum wanita disekitarnya. Atas dasar itulah Kartini terus tergerak hatinya untuk membawa perubahan dan mengupayakan gerakan emansipasi Wanita pada saat itu.
Di zaman yang serba modern ini, gerakan emansipasi telah banyak dilakukan olehkaum Wanita di dunia tak terkecuali di Indonesia. Kedudukan Wanita dan Pria pada masa ini sangat jauh berbeda dari masa lampau. Bahkan tidak jarang kedudukan Wanita justru lebih tinggi daripada Pria. Dan tidak sedikit pula Wanita-wanita yang berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia. Melihat hal yang demikian tentunya, Wanita saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Seiring perkembangan zaman itulah, Wanita Indonesia dapat mensejajarkan diri mereka dengan kaum Pria dari berbagai bidang kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan dan lain sebagainya.
Kartini masa kini adalah sebutan yang paling cocok disandang oleh wanita Indonesia Saat ini. Kartini masa kini adalah orang yang mandiri, baik secara finansial maupun dalam keperibadian. Serta mereka memiliki kecerdasan dan daya guna. yang artinya, mampu memberikan manfaat, baik itu untuk diri mereka sendiri maupun untuk lingkungannya.
Akan tetapi, sesuai kodratnya sebagai seorang wanita, mereka memang diciptakan berbeda dari kaum Pria. Dalam ber-emansipasi, bukan suatu kesalahan sebagai seorang Wanita berpendidikan tinggi. Dan memiliki derajat yang lebih tinggi daripada Pria. Namun, bukan juga suatu keharusan seorang Wanita menjalani hidupnya dengan tanggung jawab bekerja ataupun melakukan tugas-tugas yang seharusnya dilakukan oleh kaum Pria. Selama wanita itu belum memiliki pasangan hal itu mungkin dapat ditoleran. Namun, akan berbeda cerita jika Wanita tersebut sudah memiliki pasangan hidupnya.
Tantangan yang akan dihadapi oleh kaum Wanita saat ini dalam ber-emansipasi, yakni harus menjalankan peran ganda tanpa harus meninggalkan kodratnya sebagai seorang Wanita. Disatu sisi, Wanita dituntut untuk selalu “produktif” dalam karir maupun kehidupan bermasyarakatnya. Namun, di sisi lain bagi seorang Wanita yang belum memiliki pasangan mereka harus mengabdi pada orang tua. Dan jika telah memiliki pasangan hidup, Wanita dituntut mengabdi pada suami. Serta menjadi ibu dan panutan bagi anak-anaknya kelak. Hal itulah yang akan menjadi tantangan terbesar bagi kaum Wanita.
Perjuangan R.A. Kartini bertujuan agar Wanita lebih cakap dalam menjalankan kewajibannya. Bukan untuk membuat bahwa kaum Wanita merupakan saingan dari kaum Pria. Kartini tidak pernah mendorong kaum Wanita dalam meraih kebebasan dengan meninggalkan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang Wanita. Sosok Kartini merupakan gambaran Wanita yang “haus” akan keseimbangan peran sosial- budaya dan agama.
Emansipasi Wanita tidaklah mudah. Perjuangan kaum wanita dalam menyetarakan gender terkadang butuh pengorbanan yang besar. Seperti halnya yang dilakukan oleh Raden Ajeng Kartini. Kehidupan kaum Wanita saat ini jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Sebagai “Kartini masa kini” tentunya bukan hanya bisa menerangkan konsep dari emansipasi saja. Akan tetapi, spirit Kartini juga harus ditanamkan untuk selalu berprestasi dalam segala bidang tanpa melupakan fitrahnya sebagai seorang Wanita.
Emansipasi Wanita janganlah disalahartikan, atau diterjemahkan secara gamblang. Bahwasanya Wanita itu sama dengan Pria. Tentu saja definisi itu salah besar. Masyarakat juga harus memahami makna kesetaraan gender yang sebenarnya. Karena pada dasarnya Pria dan Wanita memiliki peranan masing-masing dalam kehidupanya. Peran kaum Wanita tidak serta-merta menghilangkan peran kaum Pria. Namun, Wanita juga memiliki hak dan kewajiban dalam mengemban tanggung jawab, baik itu berupa karir ataupun dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Tentunya jasa dari Raden Ajeng Kartini sangatlah bermanfaat bagi kehidupan bangsa Indonesia khususnya bagi kaum Wanita. Hal ini dibuktikan dengan adanya Wanita memegang peran penting dalam membangun bangsa.
Demi membangun Indonesia tanpa diskriminasi. Kaum Wanita juga tidak boleh melupakan hakikat sebagai seorang Wanita. Sudah seharusnya mereka menyadari kodratnya sebagai seorang Wanita, yang diharapkan nantinya menjadi pendidik pertama bagi anak-anaknya kelak. Sudah sepantasnya Wanita sebagai sosok yang dihormati dan dihargai serta dilindungi dari berbagai kekerasan dan ancaman. Namun, sudah menjadi tugas Wanita pula mengingatkan makna kebebasan dan emansipasi yang sebenarnya terhadap generasi muda. Mengingat emansipasi sudah banyak yang disalahartikan.
Saat ini nama Kartini telah menjadi legenda sekaligus menjadi simbol perjuangan bagi kaum wanita. Tepat tanggal 21 april nanti, bangsa Indonesia khususnya kaum Wanita akan memeperingati hari lahir Raden Ajeng Kartini, yang saat ini kita kenal dengan hari emansipasi wanita. Momentum tersebut haruslah menjadi sarana dalam memaknai hakikat kesetaraan gender yang sesungguhnya. Kehidupan yang serba modern menjadi tantangan tersendiri bagi kaum Wanita dalam mengambil peran dari berbagai bidang kehidupan. RA Kartini merupakan sosok yang fundamental sekaligus fenomenal, beliau patut menjadi panutan bagi kaum Wanita masa kini.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah dan jasa-jasa pahlawannya yang berjuang hanya untuk bangsa tercinta ini. Ir. Soekarno.” sebagai generasi penerus bangsa, sudah sepantasnya kita dapat memanfaatkan dan menghargai apa yang telah diperjuangkan oleh R.A. Kartini dengan sebaik-baiknya. Salah satunya dengan menjunjung tinggi hak-hak kaum Wanita serta menjadikan Wanita sebagai subjek dan bukan hanya sebagai objek. Sudah saatnya “Kartini masa kini” mencatatkan dirinya sebagai pelaku emansipasi yang mampu mengambil peran demi terciptanya bangsa Indonesia yang lebih baik dan bermartabat. Tanpa harus menghilangkan hakikat dan kodratnya sebagai seorang Wanita. “Habis gelap terbitlah terang” semoga cita-cita dan spirit Kartini selalu terpendam dalam hati seluruh masyarakat Indonesia dan senantiasa menjadi penerang dalam memajukan apa yang telah beliau perjuangkan sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H