"Heel mooi uitzicht," kata Ivan Aan den Toorn, sementara itu Cintia van den Berg dengan kamera DSLR mengabadikan matahari terbenam di sebelah barat Danau Sentani. Keduanya adalah mahasiswa Archeologie Universiteit Leiden, Belanda.Â
Bukit Yomokho berada di Kampung Asei, Distrik Sentani timur, Kabupaten Jayapura. Bukit ini terletak sekitar 200 meter sebelah barat lokasi Festival Danau Sentani. Walaupun tidak jauh dari lokasi festival, tetapi keberadaan bukit ini luput dari perhatian ribuan pengunjung Festival Danau Sentani.Â
Mitos yang dipercaya oleh masyarakat Sentani menyebutkan bahwa nenek moyang mereka berasal dari Papua Nugini. Bukit Yomokho dipilih sebagai salah satu lokasi menetap pada awal kedatangan mereka di Danau Sentani.Â
Bukit Yomokho merupakan situs hunian prasejarah. Pertanggalan umur terhadap sampel arang dari situs ini, diketahui bahwa manusia prasejarah pernah beraktivitas di Bukit Yomokho sekitar 2.590 tahun yang lalu.Â
Manusia prasejarah memilih bukit ini sebagai lokasi hunian bukan karena dilatar belakangi oleh sunsetnya yang indah tetapi di sekitar bukit terdapat hutan sagu dan letaknya di tepi Danau Sentani. Hutan sagu menghasilkan tepung sagu yang sangat enak diolah menjadi papeda. Danau Sentani menghasilkan ikan dan siput sebagai lauknya.Â
Sebagai wadah makanan waktu itu digunakan gerabah. Motif hias gerabah dari Situs Yomokho memiliki kesamaan dengan motif gerabah dari Gua Lachitu dan Gua Taora di Vanimo, Papua Nugini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H