Mohon tunggu...
Suriyanto Bari
Suriyanto Bari Mohon Tunggu... menulis -

Berharap bisa belajar dari segala pengalaman hidup. Dari yang paling kecil sampai yang besar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pers Harus Koreksi Diri

18 Februari 2012   02:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:31 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semua sepakat, Pers harus bebas atau independen. Tapi kebebasan yang dimiliki bukan berarti pers bebas semaunya dalam tindakan wartawannya.

Ada yang salah atau mungkin ada yang menggangu hingga harus keluar aturan dari DPR. Menolak aturan yang akan dibuat oleh DPR itu tidak salah dan hak wartawan. Namun ada baiknya pers dalam hal ini wartawan di lapangan mengoreksi diri, kenapa sampai ada usulan pasal tersebut.

Pers bukan lembaga kebal hukum yang bisa menerabas atuaran. Dalam aktivitas peliputannya, wartawan diatur oleh kode etik yang ada.

Jujur saya merasa risih saat melihat wartawan dengan seenaknya duduk menghalangi jalan. Di beberapa hotel berbintang jika ada acara tak jarang saya melihat wartawan duduk di lantai, berkerumun menunggu narasumbernya.

Meliput saat acara sidang berlangsung jelas menggangu sidang DPR. Ada baiknya menunggu hingga sidang usai atau mencegat narasumber yang ada di luar ruangan.

Di dalam ruangan rapat, wartawan juga harus tunduk pada aturan yang berlaku. Ponsel harus dimatikan. Jangan egois hanya untuk kepentingan pekerjaan semata tapi mengganggu jalannya rapat.

Terkait penghasilan karyawan, memang itu urusan dapur wartawan dengan perusahaan yang menaunginya, Tapi jangan lupa, sudah jadi rahasia umum, ada gaji sampingan wartawan yang mau atau bahkan mencari amplop. DPR adalah salah satu lahan subur karena banyaknya kasus di rumah rakyat tersebut.

Koruptor di DPR itu tentu tidak segan-segan menggelontorkan uang untuk menyumpal mulut wartawan supaya tak bersuara melalui berita.

Pers harus bebas, tapi kebebasan yang menaati aturan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun