Mohon tunggu...
Suri Wahyuni
Suri Wahyuni Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik

Guru di SMP Negeri 1 HINAI, menyenangi kegiatan membaca dan menulis praktik-praktik baik semoga bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Merasakan Macet

19 Mei 2022   21:38 Diperbarui: 19 Mei 2022   21:40 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinar matahari pagi hangat menyapa kulitku.  Sepeda motorku perlahan menelusuri jalan beraspal diantara deru kendaraan lain. Jalan yang ku lewati terasa padat merayap manakala melewati jembatan di atas sungai Wampu. Jembatan yang menjadi jalan lintas yang menghubungkan Kabupaten Langkat-Aceh. Volume kendaraan yang melintas terlihat banyak lalu lalang, sementara jembatan yang bisa di akses masih itu-itu saja, belum ada penambahan. Satu jembatan digunakan oleh dua jalur kendaraan kanan dan kiri dengan luas jalan masing-masing jalur kisaran nya hanya cukup untuk dilewati satu body truk. Bisa dibayangkan, bagaimana keadaan jembatan jika truk-truk  melintas di jembatan tersebut. Kendaraan lain ikut berjalan perlahan di belakang truk. Termasuk kendaraan ku, ikut mengekor di belakang kendaraan-kendaraan yang melaju perlahan-lahan. 

Dahulu, tidak lah seperti hari ini. Kemacetan hanya akan terjadi saat hari-hari besar seperti Hari Raya Idul fitri, di mana pemudik atau pengunjung dari luar kota banyak yang lalu lalang. Sekarang hampir setiap hari ku saksikan kemacetan terjadi, pagi hari saat berangkat kerja atau siang hari saat jam pulang kerja. Kemacetan bisa bertambah parah manakala ada kendaraan yang mengalami kerusakan  atau terjadi kecelakaan lalu lintas di salah satu ruas jalan yang dekat dengan jembatan.

Ya sudahlah, masih seperti itu dinamika yang harus ku lewati setiap harinya. Saat di depanku berjejer kendaraan roda empat, langsung saja aku arahkan kemudi sepeda motorku ke arah jalur kiri. Menjadi terbiasa sepeda motorku lincah bergerak di jalur kiri melalui trotoar menyalip kendaraan-kendaraan lain. Trotoar jalan yang dulu semak oleh rerumputan menjadi licin dan padat hingga kelihatan tanah lempung nya. Maklum trotoar jalan masih tanah yang ditumbuhi rerumputan. Kalau di pikir, tindakan ku ini sudah menyalahi peraturan penggunaan trotoar jalan. Seharusnya trotoar itu digunakan untuk para pejalan kaki bukan digunakan untuk menyalip kendaraan lain. Menyalip kendaraan dari jalur kiri juga dapat dikelompokkan pelanggaran lalu lintas karena termasuk tindakan yang membahayakan keselamatan pengguna jalan termasuk diriku. Sadar sih salah, walau yang kulakukan hasil adaptasi ketika melihat pengguna sepeda motor lain mengambil arah ke kiri melewati trotoar agar bisa urai kemacetan. Tapi bagaimana lagi bisa urai kemacetan seperti ini? Jika sepeda motor hanya berjalan perlahan di belakang truk atau mobil pribadi dan angkutan?

Awalnya tubuhku merasakan lelah di seluruh badan begitu sampai di rumah, jika mengalami suasana macet seperti ini. Hingga keesokan harinya bisa menjadi topik menarik untuk di ceritakan bersama rekan kerja. Sekarang, sudah hafal rute trotoar yang bisa dilalui. Lincah saja sepeda motorku bergerak menyalip dan menerobos kemacetan. Waktu di perjalanan jadi bertambah untuk sampai ke sekolah tempatku bekerja. Dahulu jarak tempuh untuk sampai di sekolah ku antara 20-25 menit, sekarang bisa bertambah menjadi 30-40 menit. 

Penasaran dengan kondisi ini, membuat aku menjadi tertarik mencari berita di surat kabar online tentang proyek pembangunan jembatan Wampu tersebut. Ternyata pengerjaan jembatan sempat terbengkalai. Proyek pembangunan di mulai sejak tahun 2016, jadi sudah masuk tahun ke enam pada 2022 ini proyek pembangunan jembatan belum juga selesai. Kabar terbaru, pihak Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara, yakni Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)  sudah melakukan audiensi dengan Plt Bupati Langkat, di Ruang VIP Kantor Bupati Langkat, Stabat, Selasa (22/3). Direncanakan akhir tahun 2022 proyek jembatan akan segera rampung. Kabar baik jika rencana ini bisa terealisasi, sudah bertahun-tahun masyarakat menunggu selesainya pembangunan jembatan satu lagi yang akan menambah akses lalu lalang kendaraan di jalan lintas tersebut. Masyarakat berharap dengan hadirnya jembatan satu lagi dapat urai kemacetan di kala jam sibuk kerja. 

Ternyata kemacetan bukan hanya terjadi di kota besar. Sekarang, tempat tinggal ku yang masih kental dengan suasana pedesaan, juga mengalami kemacetan. Infrastruktur jalan yang memadai masih butuh diperjuangkan agar bisa mengimbangi kemajuan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun