Â
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan seluruh dunia, telah memporak-porandakan hampir semua lini kehidupan. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia  lebih dari satu tahun yang lalu itu, tidak hanya memporak-porandakan sektor Ekonomi, Industri, Perdagangan, namun juga berdampak pada bidang Pendidikan terutama para siswa yang saat ini sedang duduk dibangku Sekolah Dasar (SD), yang nota bene berjumlah paling banyak jika dibandingkan dengan siswa SMP, SMA dan SMK, yaitu 25.203.371 siswa (statistik.data.kemdikbud.go.id).                                         Â
Untuk menekan penyebaran Virus Covid-19, Pemerintah menerapkan berbagai kebijakan antara lain PSBB, PPKM dan lain-lain. Dengan kebijakkan pemerintah tersebut orang dipaksa untuk melakukan semua aktivitas dari rumah.Â
Bekerja dilakukan dari rumah, bahkan ibadah pun juga dilakukan dari rumah. Banyak perusahaan yang mengambil kebijakan untuk merumahkan karyawannya.Â
Berbagai pusat perbelanjaan ditutup, akses transportasi baik darat, laut maupun udara juga dilarang beroperasi. Dengan kondisi yang demikian sehingga muncul istilah Work From Home (WFH).
Dengan adanya pandemi Covid-19, pemerintah mewajibkan setiap orang untuk melakukan 3M(Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak).Â
Dengan adanya ketentuan tersebut, memaksa dunia Pendidikan untuk menghentikan pembelajaran secara offline dan menggantinya dengan pembelajaran yang dilakukan dari rumah, sehingga muncul istilah School From Home (SFH). SFH adalah pembelajaran secara online atau daring dengan interkasi antara guru dengan siswa dilakukan secara virtual.
Pembalajaran daring yang dilakukan selama hampir dua tahun ini menjadikan siswa dan guru kangen dengan pembelajaran tatap muka dikelas.Â
Kerinduan akan pembelajaran tatap muka ini juga dirasakan oleh para guru dan siswa SDN Sudimara 5, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.Â