Mohon tunggu...
Suripto Suripto
Suripto Suripto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Penulis pemula yang semangat memilih huruf membentuk kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inovasi, Menang & Hidup “Kesadaran Kolektif Innovation Nation dan Kemenangan Persaingan Global”

3 April 2014   15:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:08 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inovasi sebuah Negara bukan seperti cerita legenda “roro jonggrang” yang mampu membangun candi seorang diri dalam satu malam. Inovasi merupakan perpaduan kekuatan kolektif dari banyak aktor, banyak disiplin ilmu dan banyak sumber daya lainnya. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka sangat penting untuk membangun kesadaran kolektif untuk berinovasi. Apalagi inovasi yang dilahirkan untuk pertarungan antara Negara, perlu adanya kesadaran bersama membangun langkah bersamayang sinergis antara satu aktor dengan aktor lainnya.

Kesadaran kolektif eropa dalaminovasi dibangun sejak 1990-an terutama untuk sector industry dan kemajuan teknologi.Kesadaran itu diwujudkan dengan kebijakan Integrated European Research Area (ERA Project),ERA bertujuan mencapai koherensi yang tinggi antara kebijakan riset, investasi dan pembangunan untuk meningkatkan dampak riset pada kemampuan daya saing.

Kesadaran berkolaborasi dalam inovasi juga tumbuh di China, Tsinghua dan Peking University membangun Zhongguancun Technology Center di barat-laut Beijing. “Perkebunan inovasi” ini berisi tidak kurang dari 12-an ribu perusahaan higt-tech dengan setengah juta tenaga ahli. Dari Zhongguancun, negeri ini sukses menelurkan Longsoon, mikroprosesor dunia pertama ciptaan ilmuwan China.Bahkan untuk mencapai ambisinya menjadi Innovation Nation, China siap mendukung dengan kebijakan dana riset sebesar 2,5 persen pada tahun 2020. Dan pada akhirnyaChina telah menerapkan kebijakan untuk mewujudkan Innovation Society 2025 in China.

Bagaimana dengan kesadaran kolektif inovasi kita ? Saat ini kita telah banyak memiliki kebijakan “tentang inovasi” antara lain Komite Inovasi Nasional, Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, One Agency One Innovation dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi, Open Government Indonesia dari Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Innovation Government Awarddari Kementerian Dalam Negeri, dan seterusnya. Dari pelaksanaan Kebijakan tersebut seakan masih berjalan masing-masing dan bahkan seakan bersaing antar kebijakan. Sehingga perlu adanya sinergi kebijakan untuk untuk menciptakan kesadaran kolektif innovation nation di lingkungan “birokrasi”.

Dalamsektor bisnis dalam negeri juga juga masih melakukan “perang saudara” baik antara corporate privat murni maupun corporate privat-government (BUMN), mestipun ada beberapa corporate yang telah melakukan kolaborasi inovasi seperti Semen Indonesia. dan tentunya masih perlu dibangun kolaborasi-kolaborasi lebih banyak dengan membangun innovation nation.

Dalalm innovation nation tentunya tidak hanya dua actor tersebut diatas, tetapi masih ada satu actor lagi yakni inventor yang bisa berasal dari masyarakat/akademiki/litbang. Dalam inventor ini juga masih berjalan sendiri-sendiri dan belum tertata secara baik, sehingga parsel-parsel invensi tersebut belum dapat menjadi satu kesatuan yang utuh.

Hal yang tepenting dalam Innovation Nation, adalah dengan meningkatkan Kesadaran kolektif dengan menciptakan Innovation Nation consensus. Konsensus disini dapat diwujudkan dengan membuat instrument yang mampu memberikan irama senada Antara ketiga actor tersebut. Instrumen tersebut dapat berupa kebijakan yang dapat mengatur peran dari setiap actor innovation nation. Yang perlu diingat,Inovasi yang dilakukan secara parsial memberikan dampak yang juga relative kecil. Seperti ibarat “setiap sapu lidi yang terpisah-pisah sehingga mudah dipatahkan dan dikalahkan oleh pesaing negara lain” Untuk itu perlunya penyatuan dan sinergisitas dari setiap elemen dalam invasi untuk memberikan langkah yang sama secara bersama.Sehingga dapat membentuk efek arus besar (mainstream) yang mengarah pada pencapaian cita-cita besar yang telah diukir para founding parent Republik ini dalam Konstitusi 1945.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun