Mohon tunggu...
Surikin SPd
Surikin SPd Mohon Tunggu... Guru - Ririn Surikin

Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putri Kecilku

22 Januari 2022   12:05 Diperbarui: 22 Januari 2022   12:13 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu begitu cepat berputar dan putri kecilku harus terus berjalan dan melanjutkan perjalanan. Ku sekolahkan dia di SMP terkemuka di kotaku. 

Setahun tak terasa, diperjalanan 2 tahun masa SMP nya muncul bakatnya yang luar biasa untuk berbisnis. Ku fasilitasi dengan HP yang tidak seberapa,  tapi dia bisa memanfaatkan sesuai kebutuhannya. Permintaan teman -- temannya akan suatu barang dengan sigap ditanggapinya. 

"Peluang bisnis" itu yang selalu keluar dari bibir manisnya. Aku hanya bisa mendukungnya . perlahan namun pasti usaha bisnisnya berkembang walau hanya sekedar dilingkungan sekolahnya. Aku bangga dengannya karena diusianya yang begitu muda ia sudah  bisa mencari laba. 

Terkadang malu juga diri ini karena sering ditraktirnya. Sejak saat itu dia tak pernah meminta jatah uangnya padaku, dia cukupi kebutuhannya sendiri. Bahkan kebutuhan kebutuhan kecil adik-adiknya dapat ia penuhi.

Putri keciku kini tak bisa dianggap kecil lagi. Ia sudah menjadi belia yang penuh tanggung jawab. Penyemangat kerja , Pengobat luka saat ku lihat wajahnya. 

Kini dia telah beranjak dewasa, menjadi kebanggaanku. Pergi mencari ilmu yang membuatnya terpisah dariku. Jauh di relung hatiku aku sangat terluka ketika harus berpisah dengannya. Sebagai seorang ibu aku ingin selalu mendengar cerita cerita ketika pulang sekolah. 

Aku masih ingat ketika dia masih SMP dulu setiap pulang sekolah dia selalu membawa segudang cerita dan aku siap menjadi pendengarnya. Ketika malam menjelang selalu kulunjurkan kaki mengharap pijitannya. Walau sebentar jari jari kokohnya meraba urat --urat kakiku yang mulai menegang. Sambil mendengar celotehannya tentang teman -- teman sekolahnya. Tentang guru-gurunya , tentang kegiatannya.  

Putrid kecilku kini telah dewasa . dengan perpisahan kami ternyata tidak membuatnya begitu terluka bahkan melecut semangatnya membuktikan pada dunia bahwa dia bisa. Pendidikan yang ditempuhnya mengajarkan  dia harus mandiri. 

Segudang kegiatan sekolah dan seabrek kegiatan asrama membuatnya tidak boleh mengabaikan waktu bahkan sedetikpun. 

Hafalan ayat ayat alquran selalu diulangnya.mencari bekal dunia akhirat, menjadi hamba Allah yang bertaubat, kembali sebagai hamba yang fitrah, menginjakkan kaki dengan penuh semangat dan yakin untuk menyambut masa depan didepan mata.

Putri kecilku kini tak bisa dianggap kecil lagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun