Mohon tunggu...
Surianto Anto
Surianto Anto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kini saya tengah berprofesi sebagai seorang mahasiswa yang hoby menulis, saya telah banyak menerbitkan buku ontologi bersama teman-teman di komunitas dan ada juga satu buku solo. Saat ini saya tengah berkuliah di IAIN Bone.

Hobi saya adalah menulis, nonton film, dan mendengarkan musik. Saya adalah tipe orang yang selalu gigih dan yakin untuk terus bisa meraih apa yang selama ini saya impikan, semua itu saya lakukan dengan kesabaran dan doa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Mappapuli Masyarakat Bugis Sebelum Masa Panen

22 Agustus 2022   12:49 Diperbarui: 22 Agustus 2022   12:52 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi mappapuli adalah ritual turun-temurun yang dianut oleh suku Bugis. Hanya saja, orang-orang mungkin belum terlalu mengenal sebelumnya apa itu mappapuli.

Mappapuli sendiri adalah ritual yang dilakukan pada saat hendak melakukan masa panen padi, hanya saja mappapuli ini dilakukan sehari atau bahkan sepuluh hari sebelum masa panen.


Tradisi mappapuli ini sering dilakukan pada waktu pagi ketika matahari mulai menampakkan diri di ufuk timur. Mengapa harus pagi? karena orang percaya Tuhan akan memberikan keberkahan di waktu pagi.

Dokpri
Dokpri

Kegiatan ini pun dipimpin oleh seorang bissu, di mana pada proses kegiatannya bissu akan mendatangi sudut-sudut sawah lalu mengikat daun padi sembari membacakan doa sebagai ritual.

Makna dari massingkeru ase (mengikat padi) pada kegiatan mappapuli bermakna mengikat semangat padi yang melimpah. Masyarakat berharap agar ke depannya padi yang mereka tanam akan lebih baik lagi.

Dokpri
Dokpri

Ritual mappapuli ini dilakukan bertujuan agar mendapatkan rahmat dari sang ilahi, memanjatkan dedoa kepada sang maha pemberi rezeki. Sebagian orang Bugis percaya bahwa mappapuli adalah tradisi pemujaan penghantar doa kepada Tuhan sebagai rasa syukur mereka atas padi yang melimpah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun