Hadirnya pembacaan barzanji beralih menjadi tradisi yang berbentuk tulisan yang mampu menjelaskan secara terperinci mengenai kapan pembacaan barzanji diselenggarakan sebagai tradisi belum bisa ditetapkan. Tradisi pembacaan barzanji diperkirakan hadir pada peringatan maulid.
Barzanji dilakukan sebagai upaya memberikan nyawa dan pemeliharaan syariat Islam dan semangat perjuangan pada kalangan umat muslim. Di mana barzanji juga diperlakukan sebagai bentuk sastra kemudian diperlombakan pada peringatan maulid.
Perlu diketahui bahwasanya barzanji adalah puji-pujian yang berbentuk syair atau sajak yang menceritakan biografi Rasulullah. Dalam tradisi nahdatul ulama (NU) terutama di Jawa, kitab barzanji sering dibacakan dalam berbagai hajatan seperti anak lahir, hajat menantu, khitanan, tingkeban, dan terjadinya musibah.
Sementara masyarakat Bugis justru hanya mengenal pembacaan barzanji. Sangat jarang ditemukan bacaan selain barzanji. Momen pembacaan barzanji yang biasanya dilakukan juga beragam seperti, makkulawi (aqiqah), massunna (khitanan), abbottingeng (pernikahan), mendre bola (memilki rumah baru atau pindah rumah), ammaulukeng (maulid), mammiraje (isra mi'raj), dan mendre hajji (naik haji).
Maka dari itu perlu diketahui bahwasanya barzanji tidak pernah lepas dari segala kegiatan adat dan tradisi dari rakyat Bugis. Pembacaan barzanji dianggap sebagai ade (tradisi) yang turun temurun dari tomatoa riolo (orang dulu) ketika Islam pertama kali menjajakan pemahaman di Sulawesi Selatan.
Tahun ini menjadi tahun di mana para jemaah haji kembali diberangkatkan setelah dua tahun tertunda gegara covid 19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Namun, akhirnya di tahun 2022 ini para jemaah Indonesia yang sangat mendambakan bisa pergi ke baitullah akhirnya tersampaikan.
Setiap daerah mungkin memilki tradisi masing-masing ketika menanti kedatangan keluarganya yang sedang berhaji. Begitu pula yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Bugis di Bone. Tepat di desa Carebbu, Dusun II Lemo, salah satu warga mulai menggelar pembacaan barzanji yang dibantu oleh masyarakat setempat. Perayaan ini dilakukan setiap malam Jum'at menanti kehadiran keluarganya yang sedang berangkat haji.
Proses penantiannya juga tergolong unik dan menarik, selain pembacaan barzanji masyarakat juga menghidangkan berbagai macam aneka makanan. Mulai dari kue lapis, onde-onde, sokko (ketan), bella lawo (bubur labu), nangka, pisang, nasi dan berbagai macam lauk.
bella