Mohon tunggu...
Surya Ganda Syah putra
Surya Ganda Syah putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, Universitas Airlangga

Hai Kompasianer! 😉 Saya adalah seorang penulis pemula. Di samping membuat karya tulis, saya adalah pencipta konten (content creator) khususnya di instagram dan TikTok.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Minimalis: Perlawanan Diam Generasi Muda terhadap Konsumerisme

26 Desember 2024   21:02 Diperbarui: 26 Desember 2024   21:02 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaya hidup konsumtif generasi muda (Sumber: pixabay) 

 

Di tengah dunia yang dipenuhi dengan tawaran "beli ini, miliki itu", sekelompok anak muda justru memilih untuk melangkah mundur. Mereka adalah para penganut gaya hidup minimalis, sebuah gerakan yang kian populer di kalangan generasi Z dan milenial. Tapi mengapa? Apakah ini hanya tren sesaat, atau ada makna yang lebih dalam? 

Konsumerisme vs Minimalisme: Pertarungan Kutub 

Konsumerisme telah lama menjadi tulang punggung ekonomi modern. Kita diajarkan bahwa memiliki lebih banyak barang berarti lebih bahagia, lebih sukses. Namun, generasi muda mulai mempertanyakan dogma ini. 

Minimalisme telah muncul sebagai antitesis. Ini bukan tentang hidup dalam kemiskinan atau menolak kemajuan, tetapi tentang memilih dengan bijak. Tentang mendefinisikan ulang apa yang benar-benar penting dalam hidup. 

Mengapa Kaum Muda Memilih Minimalisme? 

  • Kesadaran Lingkungan: Generasi ini tumbuh dengan ancaman perubahan iklim. Minimalisme adalah cara mereka berkontribusi untuk planet yang lebih baik.
  • Beban Finansial: Dengan biaya hidup yang terus meningkat, memiliki lebih sedikit berarti lebih sedikit tekanan finansial.
  • Pencarian Makna: Ada budaya "pamer" yang jenuh di media sosial. Minimalisme menawarkan keaslian. 
  • Fleksibel: Memiliki lebih sedikit barang berarti lebih mudah untuk bergerak, menjelajah, dan beradaptasi. 
  • Kesehatan Mental: Ruang yang lebih sederhana sering kali berarti pikiran yang lebih tenang. 

Implikasi di Masa Depan 

Minimalisme di kalangan anak muda saat ini bukanlah tren yang menyimpang, tetapi sebenarnya merupakan gejala dari transisi yang lebih besar. Perusahaan-perusahaan berupaya keras untuk maju dengan merancang produk yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Gagasan berbagi dan menyewa (lebih tepatnya disebut ekonomi berbagi) semakin populer. 

Namun, apa yang mungkin kita lihat adalah evolusi dalam konsumerisme itu sendiri: dari "memiliki lebih banyak" menjadi "memiliki yang lebih baik." 

Kesimpulan 

Gaya hidup minimalis mungkin bukan jawaban universal untuk semua masalah konsumerisme. Namun, gaya hidup ini menawarkan perspektif baru yang sangat dibutuhkan. Gaya hidup ini merupakan cerminan dari generasi yang berupaya menyeimbangkan kemajuan materi dengan kesejahteraan pribadi dan global. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun