Mohon tunggu...
Rambo Rohmat
Rambo Rohmat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren Ladang Berbagi Rasa dan Berkarya

12 April 2015   14:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:13 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Gedung sederhana nan dekat dengan hijaunya sawah serta rindangnya udara di sekitar membuat kita tak kan pernah lupa akan pesantren. Begitulah kondisi pesantren. Bangunan simple yang menyimpan berjuta cerita dan kisah didalamnya. Puluhan bahkan ratusan santri pergi ke pondok pesantren untuk mempelajari ilmu agama tiap tahunnya. Bagi para santri,  pesantren merupakan tempat terindah yang menyejukkan dhohir batin mereka. Tiap harinya wiridan-wiridan penyejuk Qalbu di denungkan. Tiap hari pula hidup bermasyarakat serta hidup penuh tantangan karya terus menerus menjadi budaya yang tak lekang oleh waktu. Cocoklah pesantren sesuai dengan umurnya yang mulai menua. “Tambah Tua Makin Luar Biasa”.

Dalam opini penulis, pesantren bukanlah tempat yang identik dengan orang malas, konservatif, serta kolot atau bahkan ketinggalan zaman. Didalam pesantren santri selaku penghuni tetap didalamnya,  selalu senantiasa aktif untuk berkegiatan. Mereka sudah mulai bangun mulai dari jam 3 pagi untuk Tahajjud terus berkegiatan hingga jam sepuluh malam. Kegiatan harian mulai dari ngaji khas yakni kitab kuning ke kyai, Sholat Berjama`ah 5 waktu, Belajar bareng, makan bareng, saling gotong royong dalam kerja bakti, serta terus improvisasi akhlak yang dimiliki serta penerapannya kepada lingkungan sekitar semakin mengokohkan pesantren sebagai ladang orang-orang tangguh, disiplin serta mempunyai daya empati tinggi untuk memunculkan kesan “Kita sama rasa”. Kaya, miskin, anak orang pejabat, anak petani, anak dalam negeri atau luar negeri semuanya sama.“kita adalah santri”.

Di sisi lain. Ekstrakulikuler yang diadakan pesantren merupakan wahana berkreasi bagi santri untuk terus mengembangkan potensi dalam diri. Wahana seperti talenta memukul terbang atau terbangan, latihan menjadi Mc, belajar khotbah, belajar pidato, kaligrafi, pencak silat, komputer, pengembangan bahasa asing, drum band dan banyak wahana berkreasi lain semakin mengukuhkan eksistensi santri yang akan menjadi sosok yang multi talent dan penuh kreasi.

Oleh karenanya, anda yang sudah menjadi santri terusalh semangat dalam mendalami ilmu di pesantren. Percayalah bahwa bekal bermasyarakat telah banyak dipelajari di dalamnya. Segala ekstrakulikuler apapun ikuti dan munculkan potensimu didalamnya. Tunjukkan bahwa kita sebagai kader pesantren tak akan kalah dengan kader-kader lain yang non pesantren. Tapi lebih dari itu semua, Kader pesantren atau tidak, yang kita perjuangkan adalah sama yakni “Kemaslahatan Bangsa Indonesia” Semangat totalitas untuk membangun bangsa lebih baik di kemudian hari. Salam Santri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun