Mohon tunggu...
Surayya Sakinah
Surayya Sakinah Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Psikologi Universitas Jayabaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kontribusi Analisis Eksistensial terhadap Praktik Psikologi

29 September 2014   16:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:05 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pendekatan eksistensial-humanistik, di lain pihak menekankan renungan-renungan filosofis tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh. Analisis eksistensial adalah suatu metode atau pendekatan yang digunakan untuk mengungkapkan eksistensi individu secara utuh dan menyeluruh. Analisis eksistensial merupakan kajian psikologis untuk mengungkap eksistensi manusia pada taraf empiris (Binswanger). Terapi eksistensial, terutama berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan.

Konsep-konsep utama praktek terapeutik adalah sebagai berikut: Pertama, kesadaran diri, manusia memilki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia berpikir dan memutuskan. Kedua, kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan, kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati (nonbeing). Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi-potensinya. Ketiga, penciptaan makna, manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan maknabagi kehidupan. Pada hakikatnya “Menjadi manusia juga berarti menghadapi kesendirian. Manusia lahir ke dunia sendiri dan mati sendiri pula” manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional.

Terapi eksistensial bertujuan agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik: (1) menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, (2) memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan (3) memikul tanggung jawab untuk memilih.

Pengalaman klien dalam terapi, klien mampu mengalami secara subjektif persepsi-persepsi tentang dunianya. Hubungan antara terapis dan klien penekanan diletakan pada pertemuan antar manusia dan perjalanan bersama alih-alih pada teknik-teknik yang mempengaruhi klien. Isi pertemuan terapi adalah pengalaman klien sekarang, bukan “masalah” klien. Hubungan dengan orang lain dalam kehadiran yang otentik difokuskan kepada “di sini dan sekarang”. Masa lampau atau masa depan hanya penting bila waktunya berhubungan langsung.

Sumbangan terpenting terapi eksistensial pada psikologi terutama terletak pada pemahamannya tentang manusia sebagai Ada. Karakter khas analisis eksistensial adalah bahwa ia berkenaan dengan ontology (ilmu tentang Ada) dan dengan Dasein (struktur eksistensi dari ada-khusus, yakni manusia) yang sedang berhadapan dengan kita.

Jadi, dalam praktek psikologi, seorang psikolog yang mempunya ilmu analisis eksistensial ketika sedang bertemu klien, berguna untuk mengungkapkan diri manusia itu sendiri (klien) dan membuat merasa dirinya mempunyai peran dalam dunianya, karena pada dasarnya manusia ingin diakui oleh lingkungannya. Ketika sudah mampu menganggap dirinya ada, maka bisa menemukan apa kekuatan dan kelemahan dalam dirinya. Mempunyai pertahanan diri serta menemukan solusi dalam dirinya.

Sumber :

1.Abidin, Zaenal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: PT Raja Grafindo.

2.Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.

3.Poduska, Bernard. 2000. 4 Teori Kepribadian. Jakarta: Restu Agung.

4.Sabri, M. Alisuf. 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun