Mohon tunggu...
Suratul Aini
Suratul Aini Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akankah Indonesia Tetap Menjadi Ibu Pertiwi

3 Juli 2017   07:30 Diperbarui: 3 Juli 2017   08:43 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, Indonesia dan Indonesia seperti tidak ada habisnya jika membicarakan tentang Indonesia. Negera dengan jutaan penduduk, ribuan pulau yang berjejer dari sabang sampai merauke. Negeri dengan kekayaan alam yang begitu melimpah, negeri dengan sejuta keistimewan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. Indonesia sang ibu pertiwi bagi semua warga negaranya.

Namun, Indnesia yang dulu bukanlah Indonesia yang sekarang. Di mana Indonesia dulu tidak pernah terdengar saling olok-mengolok antar suku dan agama, Indonesia dulu yang selalu merangkul perbedaan ditengah-tengah keragaman pluralisme, Indonesia dulu yang selalu mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa, Indonesia dulu yang bebas dari tekanan dan kekuasaan bangsa asing untuk mengelola kekayaan alamnya sendiri. Lalu bagaimanakah dengan Indonesia yang sekarang?

Indonesia yang sekarang adalah negeri dimana orang-orang dari berbeda agama, ras dan suku saling meneriaki satu sama lain, Indonesia sekarang adalah negeri tempat dimana warga negaranya hanya memikirkan kepentingan peribadi dan mengenyampingkan kelompok, Indonesia sekarang adalah negeri dengan blokade blokade antar agama yang saling menyindir keyakinan satu sama lain, saling mengusik kepercayaan dan bahkan keimanan seseorang, Indonesia sekarang adalah negeri dimana semua sumber daya alam yang seharusnya dipergunakan untuk kepentingan warga negaranya malah dikuasai oleh bangsa asing dan apa yang didapatkan oleh Indonesia? Hanya ampas dari sisa produksi bangsa asing tersebut.

Dengan begitu banyak masalah-masalah yang bahkan kebanyak berasal dari dalam Indonesia sendiri membuat perpecahan dari warga negara Indonesia sendiri. In-toleransi yang semakin berkembang dikalangan masyarakat adalah sebagai pisau tajam yang mengiris persatuan dan kesatuan Indonesia sedikit demi sedikit. Permasalahn-permasalahan kenegaraan yang dari hari ke hari semakin bertambah rumit membuat persatuan dan kesatuan di Indonesia bisa dikatakan berada di ujung tombak. Lalu jika sudah seperti ini, apakah Indonesia akan tetap menjadi bumi pertiwi? Bumi dimana seharusnya warga negaranya saling menghormati antar perbedaan satu sama lain, saling merangkul ditengah perbedaan bukan sebaliknya. Isu SARA yang berkembang di tengah-tengah masyarakat mengikis secara perlahan identitas Indonesia sebagai negeri pluralisme yang menjunjung tinggi perbedaan.

Akankah Indonesia tetap menjadi bumi pertiwi? Pertanyaan sederhana yang selalu terbesit dalam pikiran setiap kali melihat kenyataan bahwa Indonesia bukanlah seperti Indonesia yang dulu.

#rinduIndonesiayangdulu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun