Sebuah pesta sejatinya merupakan ajang bergulatnya bermacam simfoni nada dan acara untuk memikat peserta yang hadir larut dalam suasana pesta. Sama halnya dengan pesta demokrasi 17 April 2019 nanti yang penuh dengan para kontestan mulai dari partai, caleg dan capres di tingkat Nasional maupun tingkat Daerah.Â
Seperti di Nangroe Aceh Darussalam ini yang terdiri dari partai Nasional dan Partai Lokal Aceh membuat suasana pesta demokrasi di Aceh semakin semarak.
Semua kontestan berlombang-lomba menyuarakan nada-nada maupun membuat geliat acara yang berusaha menarik masa atau hanya sekedar mencari perhatian belaka. Upaya dan usaha dilakukan semua hanya untuk mendapatkan suara hati politik rakyat agar dititipkan kepada mereka. Mengapa suara hati rakyat dianggap penting? Dalam politik suara rakyat dianggap sebagai suara tertinggi yang harus di dengar dan dipatuhi bersama.
Nangroe Aceh Darrusalam sebagai provinsi dengan otonomi khusus di Republik Indonesia sangat memiliki keberagaman dalam semua lini kehidupan. Sejarah panjang Aceh bangkit dari konflik dan bencana mengantarkan Aceh dalam sebuah kedamaian saat ini.Â
Namun mendekati pesta demokrasi ini ada saja oknum maupun kelompok yang ingin mengusik kedamaian Aceh, mereka  mencari perhatian dengan tampil beda dan seolah-olah lebih tahu Aceh dibandingkan orang lain.Â
Kita masyarakat aceh harus ingat pepatah "leumpah carong hana gaji, leumpah tari hana lakoe" jangan pernah merasa diri paling pinter dan hebat dari orang lain karena suatu saat pasti tidak akan memperoleh apa apa dalam dalam hidup ini. Nangroe Aceh bisa maju jika masyarakat Aceh bersatu dalam perbedaan bukan memilih yang tampil beda dan merasa paling benar.
"Ule beumate ranteng bek patah, buet beu ase rahsia bek meugah" menyelesaikan masalah harus arif dan bijak sehingga setiap persoalan yang dihadapi akan tuntas terselesaikan pepatah ini mengingatkan kita bagaimana kita melihat mencari solusi untuk Aceh.Â
Menghargai perbedaan dan kolaborasi dengan banayak pihak merupakan hal yang sangat diharapakan oleh semua penggiat perubahan Aceh. Jangan sampai Aceh terjerembab dalam "Tragedy of the commons" sebuah tragedi masyarakat yang terpuruk dikarenakan individu didalamnya berusaha memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri, tetapi bertentangan bagi kesejahteraan jangka panjang bagi smeua orang. Untuk menghindari tragedi tersebut maka semua harus bersatu menahan diri dari kepentingan pribadi dan melakukan kerja sama.
Kita sebagai masyarakat Aceh harus mewaspadai "Tragedy of the commons" karena menjelang Pemilu April nanti, akan ada tokoh maupun kelompok yang berusaha mencapai tujuan mereka dengan segala cara tanpa mementingkan kesejahteraan jangka panjang masyarakat Aceh.
"Sulet keu pangkai, kanjai keu laba", berbohong atau menipu adalah salah satu dari sekian banyak perilaku yang tidak baik. Semoga kita dijauhkan dari hal semacam ini nanti. Sehingga identitas masyarakat Aceh yang akan teruang dalam suara politik nanti betul-betul didasari ketulusan hati untuk ikut aktif membangun negeri sesuai bidang keahlian masing masing, bukan karena intimidasi atau provokasi. Semoga bermanfaat Aamin..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H