Mohon tunggu...
SURATMI
SURATMI Mohon Tunggu... Guru - Guru seni budaya di sekolah menengah pertama (SMP Negeri 1 Ceper Klaten)

Saya memiliki hobi menari, saat duduk di sekolah menengah atas saya memiliki cita-cita untuk bisa melanjutkan jenjang kuliah dengan jurusan seni tari, dan akhirnya saya masuk di ISI Yogyakarta dan sekarang menjadi guru seni budaya di SMP.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Seorang Guru

29 November 2023   09:57 Diperbarui: 29 November 2023   10:19 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi guru memiliki tanggung jawab yang besar, guru mendidik siswa serta mengajarkan perilaku yang baik di sekolah maupun masyarakat. Maka sebelum kita memberikan pengajaran dan ilmu kepada siswa kita harus dapat di terima oleh mereka. Sebagai seorang guru bimbingan dan konseling kita perlu mendapatkan kepercayaan, penerimaan, dan kesan yang baik dan menyenangkan bagi siswa tanpa adanya kesan menakutkan, setiap sikap yang kita berikan kepada siswa pasti akan diperhatikan.

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Kata-kata seperti itu sering kali kita di dengar, karena perlu ketelatenan dan kesabaran yang lebih untuk menjadi sebuah guru. Peran untuk mendidik para siswa dan siswi menjadikan sebuah tantang dan pengalaman yang terbaik. Hingga menjadi salah seorang yang berperan penting untuk para generasi penerus. Memahami berbagai perilaku dan karakter adalah sebuah kenikmatan seorang guru yang memiliki rasa suka dan duka dalam mendidik para generasi penerus bangsa. Terlebih, beragam latar belakang yang dimiliki siswa dan siswi yang harus dipahami oleh seorang pendidik.

Harapan sebagai seorang pendidik, ingin agar siswa dapat mandiri serta bebas dalam menggali ilmu pengetahuan dan membangun karakter serta jati diri namun tetap bertanggung jawab, sebagai pendidik hanya menuntun, mengarahkan dan mendorong peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Harapan untuk Pendidikan Indonesia sebagai seorang guru yaitu, cara menuntun, mengarahkan dan mendorong peserta didik sesuai dengan semboyan Ki Hadjar Dewantara yaitu Ing Ngarsa Sung tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani

Selama melakukan perubahan di kelas setelah mengenal dasar-dasar pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara memahami pentingnya pendidikan dengan mengutamakan kebebasan peserta didik sesuai kodrat mereka dengan tetap memberikan tanggung jawab sebagai seorang peserta didik. Ki Hajar Dewantara mengembangkan proses pembelajaran dengan mempertimbangkan keseimbangan cipta, rasa, dan karsa tidak hanya sebagai proses transfer ilmu pengetahuan namun sekaligus proses transformasi nilai. Sehingga dengan kata lain, pendidikan diharapkan mampu membentuk karakater manusia menjadi manusia yang seutuhnya. Dalam hal lain karakter memiliki istilah sederhana dalam pendidikan budi pekerti, kata karakter berasal dari bahasa inggris karakter yang artinya watak (Zuriatin, 2021: 51). Ki Hadjar Dewantara memikirkan dalam masalah pendidikan karakter, mengasah kecerdasan, ajaran tersebut sangat baik karena dapat membangun budi pekerti yang baik dan kuat sehingga dapat mewujudkan kepribadian dan karakter.

Sebagai pendidik saya telah menyadari bahwa dalam proses "menuntun", peserta didik diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan' agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Perlu diingat pula pendidik harus ettap terbuka waspada terhadap perubahan-perrubahan yang terjadi, dengan selalu mencari wawasan dan menambah ilmu baru sebagai bekal dalam mengajar. Namun ilmu yng didapatkan perlu diselaraskan pula agar menjadi sumber pembelajaran yang sesuai dan menyenangkan.

Manusia Indonesia menjunjung tinggi Kebhinekaatunggalikaan. Dengan keberagaman manusia Indonesia hidup dapat hiduo seimbang dengan norma dan adat istiadat yang ada. keragaman Indonesia merupakan anugrah alamiah (tanpa dirancang) yang sudah ada sejak sebelum terbentuknya negara Indonesia. Dalam arti ini keragaman merupakan kekayaan masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia beragam dalam hal pengalaman hidup, budaya, Bahasa, ras, suku, budaya, kepercayaan, tradisi, dan berbagai ungkapan simbolik. Semuanya itu memuat nilai-nilai yang menjiwai dinamika hidup Bersama dengan corak yang berbeda-beda. Karenanya, di dalam nilai keragaman terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang amat kaya dan layak untuk terus digali dan dilestarikan.

Segala kekayaan melengkapi masyarakat Indonesia yang berbhineka di kristalisasi dalam Pancasila. Karenanya, Pancasila berisi "jiwa bangsa Indonesia". Pancasila merupakan intisari yang merangkum nilai-nilai, jiwa dan semangat yang dihidupi oleh orang-orang Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Penetapan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam kehidupan kebhinekaa, akan mengembalikan Pancasila sebagai pedoman dan cita-cita bangsa Indonesia. Dalam dunia pendidikan Guru dan pelajar merupakan manusia Indonesia yang dituntut memiliki nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pendidikan.

Mewujudkan pendidikan yang berpihak dan memerdekakan peserta didik dalam implementasi kurikulum merdeka dpat dilakukan dengan menyusun dan merancang strategi pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai dengan hasil analisis kebutuhan pserta didik yang beragam (Ningsi, 2021). Dari strategi pembelajaran yang ada proses pembelajaran dapat berjalan kondusif , aktif dan menyenangkan bagi peserta didik, misalnya seperti memberikan projek kelompok, sehingga mereka dapat bebas berekspresi, berdiskusi dan mencari tahu pengetahuan dengan mandiri. Mereka dapat memilih dan membedakan pengetahuan mana yang perlu dipahami dan yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun