Banyak orang berpikir bahwa menjadi orang tua adalah sesuatu yang otomatis terjadi setelah kita menikah dan punya anak. Tapi, apakah benar semudah itu? Mengapa begitu banyak orang tua yang kewalahan dan merasa tidak siap menjalani peran ini? Sebenarnya, kesalahan besar terjadi karena kita seringkali terlambat untuk mempersiapkan diri.
Kita hidup di masyarakat yang sering menganggap enteng soal persiapan sebelum menikah. Banyak dari kita fokus pada pesta pernikahan, dekorasi, bahkan baju pengantin, tetapi lupa bahwa kehidupan setelah menikah lebih kompleks dari sekadar acara sehari. Kita lupa bahwa menjadi orang tua adalah amanah besar yang perlu disiapkan dengan matang — jauh sebelum kata “ayah” atau “ibu” terpikirkan.
Kesalahan yang Dinormalisasi
Mungkin, kamu sering mendengar kalimat seperti, "Ah, nanti juga belajar jadi orang tua sambil jalan." Seolah-olah peran sebagai orang tua bisa dipelajari begitu saja saat anak sudah hadir di dunia. Faktanya, banyak pasangan yang akhirnya terkejut dan kewalahan menghadapi realita menjadi orang tua karena menganggap enteng persiapan.
Rasulullah ﷺ mengingatkan, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya..." (HR. Bukhari).
Menjadi orang tua adalah kepemimpinan yang harus dijalani dengan ilmu, kesabaran, dan tanggung jawab. Bagaimana mungkin kita bisa menjalankan tanggung jawab ini jika sejak awal tidak memiliki dasar yang kuat?
Persiapan Dimulai Sebelum Ijab Kabul
Ketika seseorang memutuskan untuk menikah, ia seharusnya juga memutuskan untuk menjadi pembentuk masa depan anak-anak mereka. Allah berfirman dalam Al-Qur'an, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...” (QS. At-Tahrim: 6).
Keluarga tidak bisa dijaga dari hal-hal buruk hanya dengan niat baik; dibutuhkan pengetahuan, kesiapan mental, dan perencanaan sejak sebelum pernikahan terjadi.
Apa yang bisa dipersiapkan? Banyak hal, mulai dari pemahaman tentang konsep pengasuhan Islami, komunikasi yang efektif dalam rumah tangga, hingga penanaman nilai-nilai agama yang akan kita tanamkan pada anak-anak kita kelak. Semua ini tidak bisa dilakukan jika kita tidak mempersiapkannya sejak awal.