Di sinilah Rasulullah mengajarkan sesuatu yang sangat berharga: kesabaran. Ketika melihat kesalahan pada anak, beliau tidak langsung menghukum, melainkan memberi nasihat dengan kelembutan. Bahkan, beliau pernah menggendong cucunya, Hasan dan Husain, di atas pundaknya, menunjukkan betapa beliau penuh cinta pada anak-anak.
3. Kiat Nabi Mendidik dengan Kasih Sayang dan Kebaikan
Bagaimana kita bisa meneladani akhlak Rasulullah dalam mendidik anak? Berikut beberapa solusi alternatif yang bisa diterapkan dalam pengasuhan sehari-hari:
1 Memberikan Teladan yang Baik
Rasulullah tidak hanya memberi nasihat, tapi mencontohkan akhlak yang mulia. Dalam Al-Qur'an disebutkan, "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu." (QS. Al-Ahzab: 21). Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat. Jika kita ingin anak kita jujur, sabar, dan baik hati, kita harus menunjukkan hal yang sama.
2 Mempraktikkan Kesabaran
Seperti yang dilakukan Rasulullah, kesabaran adalah kunci dalam mendidik anak. Ketika seorang anak kecil kencing di masjid, para sahabat marah. Tapi Rasulullah menenangkan mereka dan berkata, "Biarkan dia selesai, lalu bersihkan." (HR. Bukhari). Penting untuk sabar dan tidak tergesa-gesa menghukum saat anak berbuat kesalahan.
3 Menggunakan Pendekatan Empati
Rasulullah selalu memahami perasaan orang di sekitarnya, termasuk anak-anak. Ketika Hasan dan Husain menangis, beliau segera menenangkannya. Ini adalah contoh bahwa anak-anak butuh didengar dan dipahami.
4. Hasilkan Generasi Emas Penuh Cinta dan siap menjadi pioner Kebaikan
Dengan pendekatan penuh kasih sayang ini, Rasulullah berhasil membentuk generasi yang tidak hanya taat, tapi juga memiliki jiwa kepemimpinan, kebaikan, dan kecintaan pada sesama. Bayangkan, anak-anak yang kita didik dengan cinta akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki empati dan tanggung jawab sosial.Â
Anak-anak Rasulullah sendiri, seperti Fatimah Az-Zahra, adalah bukti nyata bagaimana pengasuhan dengan kasih sayang menghasilkan generasi yang kuat, bijaksana, dan penuh cinta kepada orang tua dan sesama. Fatimah adalah perempuan yang teguh, sabar, dan penuh perhatian kepada keluarganya---cerminan langsung dari pengasuhan Rasulullah.
Sebuah refleksi
Setelah merenungkan lebih dalam, saya menyadari bahwa mendidik anak bukan hanya tentang menciptakan kedisiplinan, tetapi juga tentang menumbuhkan cinta dan kepercayaan. Pengalaman saya sebagai orang tua telah membuka mata bahwa pendekatan penuh kasih sayang, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah , lebih efektif dalam membentuk karakter anak yang baik dan percaya diri.