Mohon tunggu...
Suratman
Suratman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Mataram

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Hamil dan Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan dengan Status Gizi Ibu Hamil

17 Oktober 2022   15:57 Diperbarui: 17 Oktober 2022   16:05 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hubungan pengetahuan gizi ibu hamil dan frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan status gizi ibu hamil.

Oleh Suratman

Mahasiswa jurusan keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram

Masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) (Supariasa, 2001). Pada ibu hamil masalah gizi yang paling umum yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), dan Anemia Gizi Besi (AGB). Di Indonesia pada tahun 2001 prevalensi anemia pada ibu hamil yaitu 40% dan prevalensi Kurang Energi Kronik (KEK) yaitu 41%

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan akan masalah gizi. Menurut Depkes (1996) masih banyak 2 ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang. Hal ini dapat menyebabkan Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia Gizi Besi (AGB) yang rentan dialami pada ibu hamil pada usia kandungan trimester III. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kematian saat persalinan, pendarahan pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi masyarakat. Jika status gizi ibu hamil kurang maka akan terjadi ketidakseimbangan zat gizi yang dapat menyebabkan masalah gizi pada ibu hamil seperti Kurang Energi Kronik (KEK) dan Anemia Gizi Besi.

Ibu hamil yang memiliki status gizi normal kemungkinan besar akan melahirkan bayi sehat, cukup bulan dan berat badan normal sedangkan ibu hamil yang mempunyai status gizi yang kurang dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu hamil antara lain anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

Menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi ibu hamil. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik akan memenuhi kebutuhan gizinya sehingga berdampak pada peningkatan status gizi. Dalam peningkatan status gizi pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara ibu hamil banyak mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan dapat mengetahui kondisi kesehatan ibu hamil serta dapat mengetahui status gizi ibu dengan cara pengukuran antropometri melalui pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Pada penelitian menunjukan bahwa frekuensi pemeriksaan kehamilan merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Status gizi yang baik harus ditunjang dengan pemeriksaan diri ibu selama kehamilan.

Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan dapat mengetahui kondisi kesehatan ibu hamil serta dapat mengetahui status gizi ibu dengan cara pengukuran antropometri melalui pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Pada penelitian menunjukan bahwa frekuensi pemeriksaan kehamilan merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Status gizi yang baik harus ditunjang dengan pemeriksaan diri ibu selama kehamilan.

Di puskesmas 2 Colomadu rata-rata ibu hamil yang datang untuk memeriksakan kehamilan ada sekitar 200 orang. Sebagian besar ibu 3 hamilnya mengalami masalah Kekurangan Energi Kronis (KEK). Menurut data hasil laporan kerja di puskesmas 2 Colomadu bulan November 2011 prevalensi ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) sekitar 11% perbulan. Dengan demikian perlu diadakan penelitian mengenai apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu hamil dan frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan status gizi ibu hamil di wilayah puskesmas 2 colomadu kabupaten karanganyar.

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohadjo,2006). Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita.

Wanita hamil membutuhkan gizi lebih banyak dari pada wanita tidak hamil. Selama kehamilan, terjadi penyesuaian metabolism dan fungsi tubuh terutama dalam hal mekanisme dan penggunaan energi. Wanita hamil harus betul-betul mendapatkan perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabnya turunnya hemoglobin (anemia), abortus, pendarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun