Mohon tunggu...
Suratman Abdillah Fajar
Suratman Abdillah Fajar Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi Indonesia

saya hanyalah pemuda sederhana yang berusaha menjadi luar biasa dengan doa, tekad, dan usaha . Ahli Gizi di Unit Gizi RS Muhammadiyah Bandung. InsyaAllah calon ahli Gizi pertama yang menjadi Menteri Kesehatan RI :) Amin

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Peran Gizi dalam Mencegah Wabah Ebola Tahun 2020

3 Juni 2020   10:14 Diperbarui: 3 Juni 2020   10:32 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini bumi kita sedang tidak baik-baik saja, belum selesai wabah COVID-19, ada berita mengejutkan dari World Health Organization (WHO) pada 1 juni 2020, dalam news releasenya yang berjudul "New Ebola outbreak detected in nortwest Democratic Republik of the Congo; WHO surge team supporting the response" dimana kasus ebola yang sudah terlaporkan sebanyak 6 orang, 4 orang diantaranya meninggal dan 2 orang lainnya sedang dalam perawatan.

"Tenang saja negara Kongo itu di benua Afrika sangat jauh dari indonesia...! ", bila diantara kita saat ini  masih ada yang berpikiran seperti itu, marilah belajar lagi dari pengalaman yang lalu sebelum terjadinya wabah covid-19, pada mulanya sebagian besar masyarakat kita bahkan sebagian pejabat pemerintah kita juga menganggap enteng virus covid-19 yang telah terjadi di negara Cina, diantaranya karena negara cina jaraknya jauh dan juga iklim di negara kita ini tropis sehingga tidak mungkin virus covid 19 ini mau masuk ke negara kita.

Anggapan yang tidak tepat ini akhirnya membuat kita tidak waspada dan terlambat untuk melakukan pencegahan. Dan kita pun harus menelan pil pahit dari kenyataannya apa yang terjadi saat ini , di negara kita Indonesia, yang katanya "tidak mungkin virus corona atau Covid-19 bisa hidup di negara kita?" 

Saat ini telah tercatat 27549 kasus dengan catatan 1663 orang meninggal dan 7935 diantaranya telah sembuh angka yang cukup banyak. Tentunya saat ini kita merasakan hidup yang serba terbatas dengan adanya PSBB dan persiapan "New Normal". Jadi sahabatku masihkah kita akan menganggap remeh penyakit ebola yang muncul baru-baru ini?.

Pada dasarnya Ebola dan Covid-19 memiliki kesamaan yaitu sama-sama merupakan virus bedanya virus ebola ini merupakan famili Filoviridae. Virus Ebola merupakan penyakit dengan tingkat keparahan yang tinggi. penyakit ini menginfeksi manusia dan primata. WHO menyampaikan bahwa angka mortalitas yang disebabkan virus ebola cukup tinggi yaitu berada dikisaran 25-90 %. 

Pada umumnya gejala yang akan muncul saat terkena virus Ebola yaitu: demam tinggi, nyeri kepala, lemah, menggigil, diare dengan darah, muntahm mata merah, ruam kulit, nyeri di bagian dada, batuk, penurunan berat badan, dan ada perdarahan dari mata, telinga, hidung dan anus. penyakir Ebola ini sangat sulit didiagnosa karena tanda gejala awalnya mirip dengan gejala tifoid, malaria dan atau demam berdarah. Sehingga memerlukan wawancara medis khusus, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan lab untuk mengidentifikasi virus Ebola.

Virus Ebola bisa disebarkan melalui kontak langsung dari cairan tubuh atau darah si pembawa, seperti urin, tinja, air liur serta air mani melalui hidung , mata, mulut, atau luka terbuka pada orang sehat. Adapun yang beresiko tinggi terkena virus ebola ini yaitu orang-orang yang berkunjung ke negara-negara Afrika, penelitian yang menggunakan hewan percobaan, petugas kesehatan yang terkontak langsung, penerapan hygiene dan sanitasi yang buruk, petugas kamar jenazah yang mengurus jasad si pembawa virus.

Perlu diketahui, sama seperti penyakit Covid-19, sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang tepat untuk menyembuhkan penyakit Ebola dan Covid-19. Pengobatan yang diberikan biasanya untuk mendukung peningkatan sistem kekebalan tubuh. Oleh sebab itu melakukan pencegahan adalah solusi terbaik. Salah satu yang bisa dilakukan sebagai pencegahan adalah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dan kabar baiknya adalah gizi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Caranya adalah menerapkan gizi seimbang dengan konsumsi vitamin dan mineral yang bisa membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh diantaranya: Vitamin A, C, E, Zat Besi (fe), Zinc dan Selenium. Untuk mendapatkan vitamin dan mineral tersebut tidak pelu makanan atau suplemen yang mahal ataupun impor karena negara kita telah menyediakan segalanya, banyak disekitar kita dengan harga yang murah dan terjangkau. 

Seperti sumber vitamin A diantaranya ada wortel, bayam, telur, susu, ikan. Sumber vitamin C diantaranya ada pepaya, tomat, jambu, jeruk, brokoli. Sumber vitamin E diantaranya telur, tauge, tahu, tempe. Sumber zat besi diantaranya bayam, wortel, hati ayam/sapi, telur, daging ayam/sapi, tahu, tempe, wortel. Sumber Zinc diantaranya telur, jagung, daging ayam/sapi, jagung, tahu, tempe, tiram, hati sapi, ikan. Sumber selenium diantaranya ikan, hati sapi, susu, telur, tahu, tempe.

Tentunya masih banyak bahan makanan lain yang mengandung vitamin dan mineral diatas. Diperlukan kerjasama dengan Ahli Gizi di seluruh Indonesia termasuk dengan organisasi profesi PERSAGI untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia. 

Sehingga masyarakat bisa memahami tentang pentingnya gizi seimbang dan juga zat gizi dalam makanan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka serta berapa banyak jumlah makanan yang dibutuhkan oleh mereka dalam sehari. Adanya edukasi gizi ini tentunya dengan penuh harapan Indonesia bisa bebas dari penyakit Covid-19 dan terhindar dari wabah yang baru muncul kembali yaitu Ebola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun