Mohon tunggu...
Lenny Herawati
Lenny Herawati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Efek Pembebasan Sandera di Indonesia

3 Mei 2016   15:35 Diperbarui: 3 Mei 2016   15:43 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Rekayasa Untuk Pencitraan

Berbagai statement untuk saling berebut dan mengklaim dialah yang paling berjasa dalam membebaskan sandera 10 WNI dari kelompok teroris Abu Sayyaf banyak beredar di media. Masyarakat dan media seolah dipusingkan dengan keanekaragaman statement dan klaim tersebut.

Indonesia belakangan ini dihebohkan dengan adanya penyanderaan sepuluh WNI oleh  kelompok Abu Sayyaf di wilayah Filipina. Kepanikan sangat dirasakan oleh keluarga yang disandera, mengingat Pemerintah Indonesia masih kesulitan untuk melibatkan diri dalam operasi pembebasan sandera tersebut karena berada dalam wilayah Negara lain.

Singkat cerita bahwa kesepuluh WNI yang disandera, akhirnya dibebaskan dengan kondisi selamat. Lantas ada fenomena unik yang terjadi paska bebasnya sandera tersebut. Berbagai pihak memberi pernyataan yang berbeda atas kronologi bebasnya WNI di Filiphina. Hal tersebut seolah semua pihak merasa terlibat dalam rangkaian pelaksanaan pembebasan.

“Inilah Indonesia...”, pada saat ada makanan yang pahit, semua seolah tidak ada yang mau mendekat, giliran ada makanan yang lezat, semua seakan merasa kelaparan. Rasanya sangat manusiawi hal tersebut terjadi. Demikian juga dengan kasus sandera di Filiphina. Pada saat mendengar adanya WNI yang di Sandera, semua saling melempar, begitu WNI yang disandera bebas, semua merasa yang berbuat.

“INI SEBAGAI BENTUK KERAKUSAN SEMATA”

Statement di Media

Diberbagai media, statemen demi statemen terucap dari mulut para tokoh, baik itu statemen yang seolah menganggap remeh terhadap bebasnya sandera tersebut, misal “KARENA PAKAI UANG YA DI BEBEBASKAN..!!”, ada juga yang seolah terlibat sampai mengatakan “....NYARIS TERTEMBAK DI FILIPINA”. Dan mungkin masih banyak pernyataan sejenis yang dilontarkan oleh mulut para tokoh yang sebenarnya itu semua tidak perlu di bahas. Bukankah yang lebih penting bahwa sepuluh nyawa WNI sudah terselamatkan..?? “Mana jiwa Patriotismenya..????”

Pencitraan adalah tidak etis.

Siapapun yang mengklaim sebagai pihak yang membebaskan sandera sebenarnya tidaklah perlu, yang penting sandera sudah terselamatkan. Siapapun yang ingin mencari pencitraan dari sebuah kejadian tragis tersebut sangatlah tidak etis. Keberhasilan ini adalah keberhasilan semua bangsa Indonesia yang tidak henti-hentinya berusaha dan berdoa demi keselamatan semua masyarakat di Indonesia diamanapun dia berada. Yang paling penting semua warga negara Indonesia sudah saatnya bersatu dalam wadah NKRI yang berideologi PANCASILA. Sehingga tantangan seberat apapun dengan kekuatan dan kesatuan Bangsa Indonesia akan selalu bisa dilewati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun