Sudah barang tentu, Komunisme itu musuh NKRI karena dia coba-coba makar pada pemerintahan yang sah. Sudah barang tentu, Fasisme itu musuh NKRI walau dia belum pernah hidup di Indonesia, tapi sedikit punya ciri ada pemerintahan Demokrasi Terpimpin Soekarno, Orde Baru Soeharto dan gerakan Khilafah yang katanya coba-coba makar pada NKRI walau buktinya sedikit. Kriminalisasi makar pada gerakan Khilafah kuyakin condong bermuatan politis daripada lainnya.
Ku maklum saja semua orang sekarang jadi politis. Tak cuma orang paham politik, cebong milenial kemudian remaja kampret juga tahu-tahu politis. Semua politis di tahun politis.
Tahun politik yang bikin semua orang politis, yang utama jangan sampai NKRI dirusak oleh monyet disintegrasi, tikus koruptor, serigala pemberontak, bunglon agamis, dan apalah itu namanya.
Seusai pemilihan kepala daerah yang menyulut ancaman konflik etnis dan agama, semua orang yang politis di tahun politik ini sepakat mewujudkan Pilpres Damai. Katanya sih boleh saling kritik dan saling promosi junjungannya, asal dalam koridor yang sehat supaya jadi itu namanya Pilpres Damai.
Damai kok diusahakan sekuat tenaga? Emang bangsa ini sudah mau pecah?
Bangsa terancam pecah, cuma satu yang diuntungkan, yang namanya aparat. Tahu siapa itu aparat? Polisi, tentara, intelijen dan sejenisnya.
Pikirin lagi deh ini, "Bangsa terancam pecah, aparat yang diuntungkan karena cuma yang bisa menjaga keutuhan dan mempersatukan ulang jika sempat retak-retak".
Lain kata, Dewan Jenderal itu satu-satunya kekuatan yang bisa mencegah NKRI pecah maupun menyatukan lagi NKRI kalau sempet retak-retak. Dewan Jenderal itu satu-satunya kekuatan yang juga bisa makar dan kangkangi kekuasaan, tapi tiada orang berani sebut bahaya bahwa Dewan Jenderal juga bisa makar.
Hantu Komunis 1965 pun menyebut Dewan Jenderal, walau akhirnya dibantah keberadaannya. Tapi banyak jua orang kita percaya keberadaan Dewan Jenderal.
Kabar miring yang bersifat konon berkata Dewan Jenderal melihat NKRI terancam jatuh ke tangga Komunis karena Bung Karno miring ke kiri PKI, sehingga berencana makar di hari lahir ABRI 05 Oktober 1965.
Percobaan makar PKI 30 September 1965 membantai sadis sejumlah Jenderal kabarnya guna menghabisi pucuk Dewan Jenderal agar rencana makar Dewan Jenderal pada 05 Oktober 1965 patah sebelum menjadi arang.