Mohon tunggu...
Surat Yasin
Surat Yasin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa uin jogja / peneliti Human Literasy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pro dan Kontra 'TOGUA'

2 November 2014   17:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:52 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

logo merupakan suatu representasi makna yang menggambarkan tentang suatu sifat kebendaan yang mempunyai ciri khas tersendiri. didalamnya terdapat simbol yang menyiratkan tentang ciri utama yang mengarahkan kepada suatu benda atau karakter spesial yang menlekat pada seseorang atau sesuatu. dengan penciptaan logo ini, akan dengan mudah mengenalkan brand suatu perusahaan atau produk kepada konsumennya. dalam praktek ilmu komunikasi hal ini lebih dikenal dengan manajemen promosi yang lebih spesifikasi lagi dibahas dalam brand awarenes. tujuan dari dibuatnya ogo sendiri adalah untuk memberikan pesan bahwa kepada konsumen bahwa hanya dengan melihat logo itu saja, konsumen akan langsung teringat pada produk atau brand besar yang mencitakan produk tersebut.

bila hal ini ditarik kedalam ranah wilayah pariwisata atau hal sejenisnya maka para pengunjung baik turis dalam maupun luar kotalah yang menjadi konsumennya, sedangkan lokasi pariwisata yang biasa dikunjungi merupakan produk yang ditawarkan. ambillah contah daerah istimewa yogyakarta yang saat ini sedang dalam masa perubahan atau perancangan logo baru. daerah istimewa yogyakarta merupakan tempat objek wisata yang ditawarkan kepada para pengunjungnya (turis). baik itu domestik maupun internasional. dalam hal ini jogja mempunyai logonya yang istimewa, yakni 'jogja never ending asia' yang dijadikan sebagai sebuah 'icon', dimana jogja merupakan tempat pariwisata yang sangat diminati oleh banyak turis. jangankan turis dalam negeri, turis luar negeri pun banyak yang berdatangan ke wisata jogja. nama maupun logo jogja telah terkenal di kancah internasional. sedangkan pera turisnya merupakan konsumen yang dijadikan target dalam pemasarannya.

masalah yang ingin diangkat dalam artikel ini sebenarnya bukanlah terletak dari jogja maupun turisnya. namun yang akan dikupas dalam artikel ini lebih kepada kontroversi dari logo baru atau rebranding logo jogja yang rencana akan segera diterbitkan. baru-baru ini pemerintah kota daerah istimewa yogyakarta melalui badan perencanaan pembangunan daerah (bappeda) menghabiskan dana mencapai Rp 1,5 milyar untuk pembuatan logo baru jogja dengan tujuan me-rebranding logo jogja yang selama sepuluh tahun terakhir belum di-rebranding.

pro dan kontra

berdasarkan pemaparannya melalui media on-line tempo Kepala Sub-Bidang Administrasi Publik dan Keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Erni Widyastuti mengungkapkan,'Biaya persiapan rebranding hingga peluncurannya memakai anggaran dana keistimewaan 2014 senilai Rp 1,5 miliar. Perubahan branding itu karena sudah sepuluh tahun Yogyakarta belum rebranding.'

namun dengan memakan dana yang bisa dibilang cukup besar tersebut. sangat disayangkan logo baru yang telah tercipta mendapat kritikan cukup keras dari beberapa pihak dan masyarakat. hal ini dikarenakan, hasil logo baru yang telah jadi dirasa kurang menarik sama sekali. bahkan menurut salah satu seniman dan kurator di DIY mengutarakan bahwa logo baru itu tidak menarik sama sekali secara eye catching. selain itu, masalah pergolakan dari logo baru ini adalah, banyak masyarakat yang tidak mengetahui akan perubahan logo baru tersebut. serta banyak seniman dan desainer keratif yang tidak diajak atau dirangkul untuk urun rembuk dalam menciptakan logo baru tersebut.

menurut sebagian besar masyarakat yang berdomisili asli dari jogja mengungkapkan, sayang disayangkan dana yang sebesar itu digunakan untuk membuat logo tersebut. kenapa tidak diadakan kompetisi untuk merancang logo baru jogja dengan begitu tidak akan memakan dana yang sebesar itu. toh dijogja sendiri juga banyak orang yang kreatif-kreatif, kenapa tidak memanfaatkan sumber daya yang ada?. beberapa kritikan tersebut bisa dilihat langsung dari beberapa media jejaring sosial baik itu media pemberitaan on-line, facebook, twitter dan media sosial lainnya.

pencairan solusi

dengan hadirnya logo baru jogja yang mendapat kritikan dari hampir sebagian besar masyarakat. rasanya perlu bagi pemerintah kota Daerah istimewa yogyakarta untuk mempertimbangkan kembali perancangan logo baru sebagai rebranding tersebut. hal ini tentu akan memberikan dampak positif kedepannya tidak hanya bagi pemerintah sekitar saja namun juga bagi masyarakat jogja pada umumnya. karena tidak selamanya rebranding itu baik bahkan yang lama pun lebih baik karena telah melekat dihati masyarakat serta mendunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun