Mohon tunggu...
Rahmat Petuguran
Rahmat Petuguran Mohon Tunggu... -

Orang desa, senang jalan-jalan dan membaca...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Kos Tak Kenal Induk Semangnya

26 Februari 2011   09:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:15 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

KEHIDUPAN mahasiswa ternyata tidak se-wah kesannya. Kerap disebut sebagai agen perubahan, kehidupan mahasiswa justru menyajikan banyak keganjilan. Mahasiswa pendatang misalnya, banyak yang tidak kenal induk semangnya. Hidup dalam lingkungan yang sama tidak membuat warga dan mahasiswa guyup. Seperti apa?

Setengah dua belas siang Ari pulang ke kosnya dengan tergopoh-gopoh. Wajahnya lesu. Matanya sembab seperti baru bangun. Ternyata, tengah malam hingga pagi ia online di sebuah angkringan yang dilengkapi fasilitas wifi. Selain browsing, bermain jejering sosial, ia juga doyan memainkan game online. “Semalam dari setengah satu sampai jam delapan,” katanya.

Ari tidak sendiri. Ada puluhan mahasiswa lain yang punya hobi sama. Aziz, 21, senang sekali bermain jejering sosial. Namun ia lebih memilih jaringan wifi di kampus karena gratis. Kalau sedang asyik bermain di dunia maya, ia bisa semalaman nongkrong di depan laptopnya. “Pulang kalau sudah ngantuk. Tapi kalau gak ngantuk, bisa nyampe Shubuh.”

Berbeda lagi dengan Fian. Ia tidak senang bermain internet. Sesekali saja ia mengunjungoi warnet kalau sedang ada perlu. Namun, ia termasuk mahasiswa yang jarang pulang kos. Aktivitas sebagai fungsionaris sebuah organisasi kemahasiswaan memaksanya sering bermalam di kampus. Bersama rekan-rekannya mereka tidur di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM).

Kesibukan mahasiswa sering disebut menjadi salah satu sebab renggangnya aktivitas mereka dengan masyarakat setempat. Namun, kesibukan faktor tunggal. Dalam penelitian Pola Interaksi Mahasiswa Dengan Masyarakat, Masrukhi, Tommy Yuniawan, dan Ali Masyar, ketiganya dosen Unnes disebut Mahasiswa aktivis jarang berinteraksi karena kesibukan di kampus. Sedangkan mahasiswa nonaktivis sibuk pacaran, belajar, dan mengerjakan tugas kuliah.

Mustofyan, ketua RT 05 RW 1 kelurahan Sekaran mengungkapkan, sikap mahasiswa memang sudah jauh berubah. Saat ini mereka tidak lagi guyub dengan masyarakat sekitar. Dalam kegiatan sosial yang dihelat warga mereka jarang terlibat. “Ada yang masih suka ikut kerja bakti, tapi sedikit sekali. Nol koma sekian persen lah,” ucapnya sambil tertawa.

Perubahan juga ia rasakan pada unggah-ungguh mahasiswa. Jika dulu masih banyak yang bertegur sapa, sekarang sangat jarang. Bahkan banyak yang tidak saling kenal. “Mahasiswa kan macam-macam. Mereka beda-beda. Masiha ada yang mau tanya dulu sih, tapi sedikit,” katanya.

Pihaknya sebenarnya telah membuat aturan supaya setiap mahasiswa pendatang membuat surat keterangan tinggal sementara. Namun kebijakan itu tidak direspon baik. Sekalipun telah disosialisasikan melalui pemilik kos, sedikit sekali mahasiswa yang menanggapinya. “Sekitar 5 persen saja. Padahal kami kan perlu data itu, supaya kami bisa bertanggungjawab kalau tidak terjadi apa-apa,” lanjutnya.

Hal senada disampaikan Sungarso, ketua RT 8 RW 4 Keluaraha Tambakaji. Karena dekat dengan beberapa perguruan tinggi, ada sejumlah mahasiswa yang kos di wilayahnya. “Jumlahnya sekarang sudah tidak terlalu banyak, tapi ada,” katanya.

Menurutnya, mahasiswa di lingkungannya cenderung abai. Mereka sangat jarang bergaul dengan warga. Begitupun ketika ada kegiatan bersama warga, hampir tidak pernah ada mahasiswa yang melibatkan diri. “Sebenarnya saya berharap mereka ndukung,” katanya.

Apa pengakuan mahasiswa mengenai hal ini? “Kalau bergaul tapi Cuma buang-buang waktu dan nggak ada faedahnya buat apa?” kata Septian Agus, 22, mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Semarang. “Mending sendiri, baca-baca buku,” lanjut pemuda yang tinggal di Medoho itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun