Ah, surprise juga ngeliat tampang sahabatku sikomodo buluk ini, sudah beberapa tahun dia ngga pernah muncul, tiba-tiba muncul, pasti lagi susah, karena memang jika sedang susah sahabatku sikomodo buluk ini selalu mencariku untuk menuangkan sampah-sampahnya, baginya mungkin itu sampah yang menganggu dan harus dibuang, bagiku itu adalah pelajaran, diam-diam aku bertanya kepada Tuhan, pelajaran apa lagi yang ingin Engkau ajarkan dengan mengutus sikomodo buluk ini. Namanya Hardiansyah, nama yang bagus namun sayang kelakuannya mirip komodo grasak grusuk. Beberapa temanku menjulukinya playboy kutu kupret, karena kegemarannya gonta-ganti pacar, tetapi cara berpacaran dan merayu pacarnya culun, sebagian besar trik berpacaran dia dapat dari aku, ah, aku mengenang masa-masa lalu dengan tersenyum. “Eh kunyuk senyam-senyum aja luh sendirian, gua nih lagi ngga bisa senyum” ujarnya, sambil mengeluarkan rokok Spontan aku tertawa “Hahaha…. kenapa sakit gigi apa lagi bisulan, weit sory boss, ngga boleh ngerokok di sini, lu mau gua muntah darah lagi, kalau mau ngerokok diluar sana” Dan ia pun keluar, “Bikin kopi ya” katanya sambil berlalu ke belakang Setelah menghabiskan rokoknya, sikomodo buluk ini kembali duduk dekatku sambil menyeruput kopinya. “Ngapa ?” Dia diam sambil garuk-garuk, “Susah” “Ya Kenapa ?” “Lua inget si Maykan?” Sontak aku tertawa, “Lu masih pacaran ama dia, hahaha, gilaks awet amat udah berapa tahun, 5 atau 7 tahuan ya ?” “5 tahun, mau masuk yang ke 6” “Busyet, betah amat. Apa ngga gemes kalau pas lagi……. (sory bahasa porno)” “Ya…… kan masuk ke hotel” “Hahaha… enak” “Ya enak” “Wah ngga takut dosa boss, si May kan anaknya pak Haji dikutuk luh ntar?” “Ya, dosakan urusan ntar kalau udah….. kan kudu…. Jadi ya urusan ntar” “Hebat, udah punya nyali hahaha” Gurauan porno itu kena juga, sobatku ini langsung santai, dan memuntahkan segala isi hatinya. Aku hanya bisa menarik nafas panjang, karena sejak semula, sejak awal mereka berpacaran aku sudah mengtahui jika kelak keduanya akan berhadapan dengan masalah ini, namun waktu itu aku tidak memikirkannya terlalu jauh, karena aku pikir sikomodo buluk ini hanya main-main dengan siMay, ternyata serius. Atau mungkin memang awalnya main-main tetapi kejebak juga oleh sengatan siMay, wah hebat juga wanita satu itu. Hardiansyah memilki ayah beragama Budha, ibunya aku ngga jelas apa agamanya, namun beberapa pulu tahun belakangan ini semenjak ayahnya meninggal, karena ada adiknya yang aktif di gereja maka ibu dan keluarganya pindah memeluk agama Kristen, aku ngga tahu katolik atau protestan, karena sejujurnya buat aku agama adalah sama, agama adalah jalan menuju Dia yang satu, meski berbeda-beda tujuannya satu Tuhan Yang Maga Esa. DiKTPnya Hardiansyah beragama Kristen, tetapi menurutku agamanya ngga jelas juga, Dia memeluk agama itu karena di Indonesia memang harus beragama, kalau tidak beragama bisa gawat, hampir di setiap form pengisian pendaftaran harus di isi agama, bahkan di Bank yang menurutku ngga ada hubunganya dengan agama harus di cantumkan kolom agama, aneh, Repot memang tinggal di Indonesia. Agama yang seharusnya ditutupi karena sifatnya yang skral antara sipemeluk dengan Tuhan malah diumbar dan diumumkan di setiap corong pengeras suara di hampir setiap sudut jalan. Sementaran May adalah keturunan betawi yang tentu saja beragama Islam, dan agak repotnya keluarganya lumayan Fanatik, setidaknya kalau menikah harus yang dari satu agama. Dan di sini masalahnya, keduanya sudah tahu hal ini akan menjadi masalah, namun apa daya magnet cinta menyedot sedemikian lekatnya, sehingga sayap-sayap jiwa tiada mampu menjauh dari sang kekasih hati. Ah cinta sebuah tragedy berkepanjangan karena tumbuh di Indonesia dimana agama menentukan apakah cinta boleh berlabuh di dalam pelaminan pernikahan atau terpentur dinding peraturan dan harus kandas kedasar lautan patah hati. “Lu cinta May ?” Tanya ku “Lah iya lah” Jawabnya “No, jawab pilihannya ya atau tidak, ngga pake embel-embel” “Ya” jawabnya pasti “Oke, gimana dengan May, apakah cinta ama lu ?” “La iya lah, kalau ngga mana mau di gituin” jawabnya tersenyum Dasar komodo buluk, meski menurutku banyak alasan kenapa orang bisa begitu, tidak harus karena cinta, kalau udah horny…… ah, namun dalam kasus ini aku yakin May memang mencintai komodo buluk satu ini. “Menurut gua, sih kalian ngga saling cinta” potongku “Hah ?” “Gini, menurut guru gua, kalau cinta akan mampu meruntuhkan tembok penghalang, sekat-sekat pemisah akan mampu di runtuhkan, termasuk dinding pemisah agama. Karena cinta maha dasyat, jika masih terbentur oleh agama berarti cintanya belum cukup” “ah, kebiasaan luh, lagi ruwet gini malah nambahin dengan omongan yang ruwet” protesnya “Truss mau lu apa?” “Gua maunya kalau Nikah pake cara islam ngga papa, tapi juga harus mau pake cara Kristen, gua kan ngga enak ama keluarga gua, ama orang-orang gereja yang udah banyak bantu keluarga gua, lu tahu sendiri lah” “Dia mau?” “Ya itu masalahnya ngga mau” Yang ngga mau siMaynya apa keluarganya?” “Ya dua-duanya” “Katanya siMay cinta luh, mosok iya demi cinta bersandiwara sehari aja ngga mau, demi cinta, demi Arjuna yang dicintai” “Au - ah” Ah, cinta datang tiba-tiba mengejutkan segenap syaraf, membuat dunia yang runyam ini menjadi indah, dinding penghalang yang sedemikian kokohpun terasa rapuh, mereka berdua di dalam cinta akan mampu melaluinya, kampret!, begitu sudah dekat dinding itu ternyata memang sangat kokoh. Sontoloyonya juga pemerintah menutup mata akan hal ini, pernikahan adalah merupakah kebutuhan bagi semua mahluk, oleh sebab itu siapapun berhak bersatu di dalam cinta meskipun berbeda agama. Meski hukum pernikahan belum mensahkan, atau tidak mau mensahkan. Mereka sudah mensahkannya di hadapan Tuhan, di dalam kamar hotel. Penikahan lewat Catatan civil tidak di sahkan dalam masyarakat, tetap saja dianggap perjinahan, repot juga bercinta di negeriku Indonesia ini. Dipublikasikan di http://www.surahman.com/ untuk Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H